Tuesday, July 17, 2007

DiLeMa AguStuS

Gak lama lagi bulan agustus. Berarti kakak pengasuh nasywa bakal pulang kampung untuk menghadiri acara nikahan adiknya. Dan belum tahu akan kembali atau tidak.
Banyak hal yang dari sekarang sudah menjadi beban fikiranku. Dari mulai masalah mengurus rumah sampai dengan hal-hal yang penting untuk aku taati saat menjelang bulan Ramadhan nanti. Ya, otomatis aku harus bisa memanage waktu ku, agar semua pekerjaan yang biasa di handle pengasuh terselesaikan dengan baik.
Hal yang paling membuatku gundah, apalagi kalau bukan masalah putri kecilku. Sampai saat ini pun, aku belum terbayang untuk menitipkannya dimana dan sama siapa. Aku khawatir dia kaget menerima perubahan yang tiba-tiba. Sementara kalo perubahan suasana diberikan mulai sekarang, aku aja masih bingung kemana aku titipkan anakku ini. Kasihan nasywa. Sementara kakaknya ditinggal pergi jalan-jalan aja dia udah nangis, gimana kalo ntar tau kakaknya bakal lama gak kelihatan.
Aku ingin membawanya ke tempat kerja. Tapi aku khawatir, di tempat kerjaku nanti nasywa gak bisa tidur. Karena biasanya begitu. Ntar malah jadi sakit, kalo gak bisa istirahat. Ya Allah.....berikan kami jalan keluar terbaik ya Allah......
Menjaganya memang adalah kewajibanku. Namun kewajiban pekerjaanku menyebabkan aku tidak bisa memenuhi kewajiban itu seharian. Maaf kan mama ya nasywa. Semoga nasywa tetep kuat, ceria, dan gak ada masalah kalo nanti kakak pergi ya nak. Semoga mama dan papa diberikan Allah jalan keluarnya.
Ya Rab.......ku pasrahkan semuanya kepadamu. Kuatkan nasywa ya Rab, agar apapun yang terjadi nanti, tidak mempengaruhi kebahagiaannya, tidak menimbulkan trauma apapun, tidak membuatnya menjadi pemurung. Jadikan anakku anak yang kuat ya Allah.......
Nasywa, kalaupun nanti mama gak bisa memberikan yang terbaik, maafin mama ya. Tapi mama janji, Insya Allah, akan melakukan yang terbaik yang mama bisa buat nasywa dan papa ya......Amin.

IstiRahaT di SuRgA

Bismillahirrahmannirrahiim



Tadi subuh, dengar sedikit acara ceramah penyejuk iman di salah satu TV swasta. Isinya adalah memotivasi diri kita untuk memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin dengan ibadah-ibadah kepada 4JJI.

Dikatakan oleh sang ustadz bahwa sesungguhnya bahaya, malapetaka, cobaan dan ujian, perjuangan, memang dunia tempatnya. Sedangkan tempat untuk istirahat adalah surga yang dijanjikan oleh 4JJI.

Kadang kita seringkali merasa bahwa hidup terlalu sulit dengan datangnya cobaan yang silih berganti. Masalah, tidak pergi dari hidup kita, selesai satu masalah, maka akan muncul masalah-masalah berikutnya. Sampai-sampai mungkin setiap ujian yang datang hampir saja membuat kita putus asa.
Nah, ceramah subuh tadi cukup memberi motivasi agar setiap manusia berusaha menjalankan hidupnya semaksimal mungkin. Bahwa ujian, cobaan, bahaya dan perjuangan adalah memang di alam dunia tempatnya. Kalaupun kita beristirahat, istirahat tersebut adalah sementara, sekedar memberikan hak kepada tubuh kita yang telah lelah seharian menyelesaikan permasalahan demi permasalahan. Kemudian, kita harus bersiap kembali menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah baru. Tentu saja kebahagiaan pun akan datang mengiringi kepedihan-kepedihan hidup. Sesuai janji Allah, bahwa setelah kesusahan akan muncul kemudahan. Begitulah, hidup memang tempatnya kita untuk beribadah dan mencari ridho Allah sebanyak-banyaknya sebagai bekal kita "pulang". Sementara istirahat panjang kita adalah surga Illahi Rabbi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Subhanallah, subuh tadi pun aku menemukan ayat-ayat dalam Kalamullah yang menerangkan siapa saja yang akan merasakan surga Allah, yakni : orang yang beriman kepada Allah dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya, orang yang sabar, orang yang taat, orang yang menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah dan orang yang meminta ampun saat sebelum fajar (QS. Al-Imran : 16-17)
Subhanallah....Maha suci Allah yang telah memberikan ketentuan-ketentuan tas hamba-Nya, dan Dia takkan mungkin zalim kepada hamba-Nya. Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu berusaha mencari ridho-Nya dalam setiap cobaan hidup yang kita lalui, yang akhirnya menghantarkan kita pada keajaiban Surga- Nya, Insya Allah.
Ya Allah.....berikan kekuatan kepada ku untuk mampu menjalani hari ini dengan penuh semangat, semangat jihad untuk Mu, Amin.
Rumbai

Thursday, July 12, 2007

Ngeri.....Ngeri......

Belakangan, kok sepertinya lingkungan kampus gampang sekali menjadi "panas" ya. Rasanya semakin sering aku mendengar dan menemukan hal-hal yang menyebabkan imel menjadi penuh dan rame. Penyebabnya pun macam - macam. Kenapa ya, ada apa dengan kampus ini?

Kejadian demi kejadian membuat aku semakin takut untuk menggunakan imel walau untuk kepentingan kampus sekalipun. Takut salah ucap, salah kata, keseleo lidah yang bisa menyebabkan misunderstanding dengan orang lain. Bahkan untuk menyampaikan beda pendapat pun seakan bakal menjadi boomerang yang akan merusak keharmonisan berteman.

Hi.....ngeri. Siapa sih yang mau punya musuh. Aku yakin gak ada. Hanya saja, kadang kita menilai dan memandang sesuatu berbeda dengan orang lain. Dan kadang kita sulit untuk menerima perbedaan-perbedaan itu. Atau terkadang, memahami sebuah kalimat pun setiap orang bisa berbeda-beda. Ini yang kadang mampu menjadi pisau yang siap menyayat hati, walau kadang kita tidak pernah berniat menggunakannya.

Imel, sama dengan surat biasa, yang diketik tanpa bisa memberikan pengetahuan pada si pembaca, bagaimana intonasi orang yang mengirimkan imel. Apalagi, seingnya kita mengetik imel tidak menggunakan tanda baca. Sehingga, seringkali sebuah kalimat diartikan secara berbeda antara niat si pengirim dan yang dimaknai oleh si penerima.

Imel, memang bisa menjerumuskan. Apalagi jika yang dibahas adalah hal yang sangat sensitif misalnya. Mungkin jalan keluar terbaik, jika orang yang akan diajak berbicara berdekatan, tidak usah menggunakan imel. Lebih baik langsung face to face saja. Sehingga semua maksud, Insya Allah tersampaikan dengan baik, tidak terjadi saling menduga dan berprasangka. Karena bahasa dengan intonasi dan bahasa tubuh pastinya lebih menunjukkan apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan. Kadang, sudah face to face aja, kita masih butuh banyak kalimat untuk menjelaskan tentang sesuatu, apalagi hanya lewat imel.

Begitulah ya, perangkat buatan manusia, tidak akan pernah lebih baik dari perangkat buatan Tuhan. Harapanku semoga kampus ini terus berbenah untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang di sana - sini. Dan kekompakan, saling mendukung, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, semoga selalu berada di antara kita, sehingga kita pun, setiap orang, bisa menjadi komponen pendukung bangkitnya kampus ini ke arah yang kita harapkan, Amin.

PeLajaRaN HiduP

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun......

Dari kemarin, sampai hari ini, masih ada saja infotainment dan berita tentang kecelakaan naas yang merenggut nyawa seorang pelawak terkenal negeri ini, Alm. Muhammad Taufik, atau yang lebih dikenal dengan Taufik Savalas.Mulai dari gambar-gambar ringseknya mobil kijang yang ditumpangi oleh almarhum, keadaan keluarganya sampai kilas balik perjalanan karir almarhum hingga dikenal sebagai selebritis.

Hidup, sudah dijanjikan oleh Sang Pemberi hidup, akan diambil dengan waktu yang telah kita dan pencipta janjikan di kala kita masih di dalam kandungan bunda. Meski kematian adalah hal yang pasti, namun kita, selalu saja merasa belum siap menghadapinya. Bahkan terkadang, kebahagiaan duniawi seringkali membuat kita lupa akan kepastian datangnya maut. Sang penjemput, selalu datang tepat waktu sesuai titah Illahi. Tidak akan bergeser walau seperseribu nano detik. Dan takkan ada yang mampu kita lakukan untuk menangguhkannya.

Allah, memberi kita peringatan-peringatan atas datangnya hal yang dijanjikan-Nya ini. Dan memang seharusnyalah, peringatan-peringatan tersebut kita jadikan pelajaran untuk membuat hidup kita lebih bermakna, berisi, untuk menyambut datangnya alam lain setelah alam fana ini.

Saat pertama kali mendengar tentang kejadian yang menimpa Taufik di salah satu berita pagi, air mataku langsung mengalir deras. Bukan kepergiannya yang aku tangisi, karena aku hanya mengenalnya sebagai artis, namun kedatangan maut yang secara tiba-tiba yang membuatku tersadar, aku.......masih jauh dari siap untuk menerima ketentuan itu atas diriku. Ya Allah, demi nama-Mu, aku takkan sanggup menjalani azab Mu. Ya Allah.....begitu banyak waktu yang ku buang percuma, begitu banyak waktu yang hanya ku isi dengan pernak-pernik duniawi, begitu sedikitnya hal-hal yang kulakukan untuk bekal ku pulang Ya Rab......

Kita, kadang sibuk hanya memikirkan pekerjaan, keluarga, sibuk membeli baju, sepatu, tas dan semua aksesori yang membuat kita merasa lebih baik menjalani hidup dunia kita, sibuk mendandani diri bahkan kalo harus menentang kalam-Nya, asal tampil memikat pun dilakukan. Padahal, semua tidak ada yang akan memberi kita jaminan untuk mendapat kebaikan di hari akhir. Bahkan kulit mulus yang diusahakan mati-matian pun, nantinya hanya akan menjadi santapan belatung. Memang benar kata sebuah hadist, dengan seringnya mengingat kematian, semoga kita selalu menyiapkan diri kita untuk menghadapinya dan menjalani hidup dengan rendah hati dan selalu berusaha berada pada garis batas yang telah ditentukan oleh - Nya.

Ya Allah,jikalau nanti saatnya tiba, izinkan aku kembali kepada Mu dalam kedaan Husnul Khatimah, izinkan aku, walau tak pantas, merasakan kebahagiaan kehidupan kekal yang telah Engkau janjikan. Tunjukkan aku untuk berjalan di atas bumi ini dengan nama Mu, ampuni semua kesalahan ku ya Rab......Hanya kemurahan hati Mu yang akan memberikan kebaikan pada hamba Mu ini, di dunia dan akhirat, Amin.

"Di saat ajal kan datang menjelang
Malaikat izrail mainkan peran
kenikmatan dunia pun berlalu
Mohon ampunan sudah tak berlaku
Nyawa tercabut tubuh pun meregang
Allahu akbar janjimu tlah datang
Tiada lagi tempat pertolongan
kecuali amal dan perbuatan
Semasa hidup membentang zaman
ridho Illahi yang didambakan"

Rumbai, 12 Juli 2007
Buat seluruh saudari-saudariku, jika aku pernah menyakitimu,dulu, sekarang bahkan mungkin yang akan datang, ku mohon ampuni aku ya, aku ingin setiap detik yang aku lalui, bersih dari kesalahan-kesalahanku atas kalian. Semoga Allah, memberikan kebaikan-kebaikannya untuk kita ya, Amin.

Wednesday, July 11, 2007

RihLaH dan Ukhuwah IslaMiyaH

Hari minggu lalu pengajian bikin rihlah bareng ma mahasiswi ke danau buatan. Awalnya pada ribut juga, kok ke danau buatan, kan tempatnya orang yang suka berpasang-pasangan gitu. Yeee....gimana sih, kita kan gak liatin mereka, kita kan ke sana mo rekreasi. Akhirmya jadi juga deh ke danau buatannya. Aku sendiri gak pernah sih ke sana, jadi pengen juga tau kayak apa sih.

Pagi-pagi kita dah nyampe di danau buatan. Acara pertama pastinya ya materi pengajian dulu. Ternyata materinya Ukhuwah Islamiyah. Subhanallah, baru kali ini aku mendengar dengan seksama tentang materi ini, dan.........aku terharu. Indahnya kebersamaan dalam Islam ya. Seandainya..........eh....kok jadi berangan-angan gini. Tapi boleh donk ya berangan-angan untuk hal yang baik. Ya....seandainya semua muslim dan muslimah sadar bahwa mereka adalah bersaudara. Seandainya Ukhuwah diantara kita adalah benar-benar Ukhuwah Islamiyah, rasa persaudaraan yang diikat atas dasar cinta kepada Allah, bukan Ukhuwah Jahiliyah, dunia ini pasti indah banget.

Jikalau saja rasa persaudaraan berasal dari rasa cinta kepada Zat yang Maha Kekal, tentulah persaudaraan itu pun akan kekal dan takkan putus, karena dibangun di atas landasan yang sangat kuat, yang gak mungkin bisa digoyahkan. Ya....Allah, aku kangen masa-masa di Lhokseumawe dulu, masa dimana akhirnya aku memutuskan untuk hijrah, menggunakan jilbab. Saat-saat dimana dunia terasa penuh damai dan orang-orang yang saling kasih mengasihi. Dimana pun kalian berada sekarang, wahai saudariku, semoga Allah akan selalu mencurahkan rahmat-Nya atas kalian. Terima kasih atas segala hal yang telah kalian tunjukkan, sehingga akhirnya Allah memberiku jalan untuk memakai jilbab. Aku kangen dan sayang sama kalian.

Aku sebenarnya ingin menuliskan materi tersebut di blog ini. Namun karena belum selesai dan lengkap sehingga belum di publish. Aku selalu ingin menuliskan hal-hal yang membuat aku termotivasi untuk menjadi lebih baik, bukan apa-apa, ingatanku "tidak setia" (pelupa-red), jadi dengan menuliskannya, aku bisa membacanya kapan pun aku butuh, terutama saat keadaan iman sedang turun.

Alih-alih mo jalan-jalan liat pemandangan danau buatan, aku yang masih terkesima mendengar materi tsb jadi gak punya semangat untuk memperhatikan sekeliling. Aku sibuk dengan anakku, dengan teman-teman yang lain yang juga memilih untuk menyiapkan makan siang, sambil beberapa kata dari materi tadi terus terngiang di telingaku, terlintas di fikiranku.

Di akhir acara, kita saling tukar kado. Indahnya....dan seru pastinya. Kita sepakat untuk membeli kado seharga kurang lebih 5000-an. Setelah tukaran dan di buka, isinya macam-macam. Ada pigura foto, gunting kuku, sabun yang dihias pita dan pentul, tempat pinsil, tempat perhiasan, dll. Karena sudah siang, akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Dan tentunya ritual yang pastinya dilakukan adalah saling bersalaman dan saling memaafkan. Sungguh......entah kenapa materi ukhuwah tadi membuatku merasa ritual tersebut menjadi sebuah kebutuhan. Gimana gak. Mungkin, disengaja atau tidak, kita pernah ngomongin beberapa teman kita dibelakangnya, baik itu hal yang positif ataupun negatif. Lalu, kapan kita bisa minta maaf padanya. Ya....justru moment seperti ini adalah saatnya, kita bisa meminta maafnya atas kesalahan yang mungkin pernah kita perbuat. Ingat gak ada salah satu hadist yang mengatakan, jikalau sesama muslim bersalaman maka dari kedua tangan mereka berguguran dosa-dosa mereka. Masak gak pengen dosa-dosa kita dihapuskan.

Jadi, menurut saya, berkumpul untuk pengajian punya banyak sekali keuntungan. Yang baru saya sebut tadi adalah salah satunya. Bayangkan, kalo yang gak ikut, berarti kita gak punya kesempatan yang lebih sering untuk meminta maaf kepadanya atas kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan, begitu juga sebaliknya. Rugi gak? Kalo menurut saya rugi banget :) Mungkin moment lain yang bisa digunakan adalah saat menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri atau idul Adha. Tapi itu kan cuma sekali setahun. Padahal kalo kita ikut pengajian, biasanya pertemuan pengajian dilakukan 1 kali seminggu, bahkan bisa lebih. so...kesempatan untuk membersihkan dosa-dosa kita atas sesama umat kan semakin banyak. Apalagi terhadap orang-orang yang paling sering berada di lingkungan kita, pasti kemungkinan melakukan kesalahan semakin besar kan?

Tentunya, niat untuk ikut pengajian bukan itu. Tapi mendapatkan hal yang jauh lebih banyak dari yang kita harapkan, semoga memotivasi kita untuk melakukannya dengan semangat. Kalo untuk hal yang positif, kenapa tidak? :)



Rumbai, 11 Juli 2007
Lagi-lagi diruangygdulusejukskrganget

FuTsaL !!!

Sore ni mo berfutsal ria. Kalo gak karena ada tanding futsal ibu-ibu menyambut acara Family Gathering, kayaknya gak deh main futsal :P Tapi......lucu aja kali ya, liat temen-temen cewek bakal lari-lari ngerebutin bola satu. Hahahaha.......kebayang deh. Mana latihan gak pernah, mana lawan, mana kawan pun gak hafal. Paling ntar asal tendang, terserah deh ni mata kaki mo ngasih or ngoper bola ke sapa :D Yang penting asyik.

Beberapa teman dah pada sibuk ngomongin strategi dan sebagainya. Termasuk masalah kostum yang gak kelar-kelar. Ha.............dasar ibu-ibu, niatnya sih mo ngomongin strategi, tapi pas ketemu justru ngebahas kostum. Emang ada hubungannya apa menang or nyetak gol dengan warna kostum? Tau ah.......

Sementara yang lain pada ngomongin groupku yang katanya punya anggota dengan postur tubuh yang lebih tegap (bodyguard kaleee) dan gede, yang kata mereka bikin ciut juga. Karena pada takut laga body. Hi......hi.......Padahal ukuran body kan gak nentuin bisa nyetak or gak, kecuali pertandingan angkat besi kali :P

Terserah deh, yang penting sore ni maen dan dapet hadiah. Soalnya cuma terdiri dari 2 grup, so gak bakal ada yang kalah dan semuanya bakal dapet hadiah. Jadi....buat apa susah, gak la yaw......:)

Daripada main futsal, mendingan main badminton. Meski tetap pimponglah favouritku. Pimpong forever. Hua.......lawan selanjutnya semakin berat........semangat!!!

Tuesday, July 10, 2007

KuaTkaN Aku Ya RaB

Selalu ada aja hal yang bikin aku kembali mengingat-ingat kenangan indah maupun kepedihan masa lalu. Tadi malam nonton MamA Mia lagi. Pas tiba di section "Aku dan Mama", ada adegan (disorot tanpa sepengetahuan orangnya) Mama Ela dan anti, dimana Mama ela menangis sangking anti, putrinya, sering susah disuruh bangun dan latihan. Padahal semakin lama persaingan di mama mia semakin ketat. Dan semua pasangan ibu-anak yang lain giat berusaha. Tapi akhirnya ibu dan anak itu pun saling merangkul.
Ya Allah, maafin aku, aku tahu, apapun jalan hidup yang tlah engkau gariskan untukku pastinya punya hikmah yang luar biasa besarnya. Termasuk kepergian Mama saat aku kecil. Tapi hal-hal seperti ini selalu membuatku sedih, membuatku iri.
Ma, pasti dulu ena juga pernah bikin mama nangis kayak gitu kan? Pasti ena juga pernah bikin mama sedih seperti itu. Ena yakin itu. Karena papa pernah bilang, kalo saat kecil, ena bukan tipe yang penurut. Sampe-sampe setiap ena ngeluh ke papa masalah gak nurutnya nasywa, papa selalu bilang, "Harus sabar, begitulah mama ena dulu susahnya jagain ena". Ma, kalo ibu-anak yang ena liat bisa langsung saling memaafkan dan saling rangkul, ena dan mama gak bisa. Ena, gak pernah punya kesempatan untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah ena buat ke mama. Ya Rab, ini yang bikin hatiku miris dan terasa ngilu, aku pengen memeluknya, meminta maaf atas segala kesalahanku. Keinginan yang gak mungkin terwujud ini yang buat kadang aku gak kuat. Ampuni kelemahan hambamu ya Rab.
Terlebih lagi, papa juga pernah cerita, kalo dari kami 4 bersaudara, mama paling susah melahirkan ena, karena letak ena yang sungsang, padahal zaman dulu kan gak ada operasi caesar. Dulu saat ena masih hamil nasywa, orang bilang kalo dulu kita susah lahirnya, maka kemungkinan besar demikian juga anak kita. Dan kalo mau dimudahkan, minta maaf dulu ama mama kita. Nasywa, cucu mama juga sungsang ma. Waktu itu ena pun sedih kali karena gak bisa mengikuti wejangan para orang tua, untuk sungkem ama mama. Hanya dalam hati, ena mohon maaf dari mama.
Ma, mama tau gak, kalo ena sering ngerinduin meluk mama. Hal yang lagi-lagi bikin ena menyesali masa lalu. Kenapa dulu, saat terakhir bertemu ena gak puas-puasin meluk dan ciumin mama. Dulu, ena gak kebayang ma, kalo bakal rindu seperti ini saat mama dah gak ada. Ena sudah ngerti kalo mama gak akan balik lagi, tapi ena gak kebayang tentang apa yang bakal ena alami setelahnya.
Ya Allah, ampuni dhona ya karena tadi malam mewek lagi, gak tegar lagi, menyesali lagi garis hidup yang telah engkau tentukan. Ampuni ya Rab. Pinta ku cuma satu, atas segala kebaikan mama yang gak mungkin terbalas, berikan mama nikmat surgamu ya Rab, ampuni kesalahan yang pernah dilakukannya semasa hidup. Kabulkan ya Rab..........ku mohon pada-Mu. Amin.


Rabu, 11 Juli 2007

Monday, July 9, 2007

On Air PerDanA

Huaaaa.....akhirnya selesai juga "mengudara" nya....Gila....aku grogian banget. Maklumlah baru perdana niy. Mana tema dan ide materi yang bakal diomongin didapat secara instant lagi. Gimana gak, senin kemarin ditodong ma anak telkom yang ngurusi radio PCR. Sorenya diumumkan. Hari ini (Selasa-red) langsung action.

Awalnya sih dah hampir gak jadi, karena mahasiswa yang jadi operatornya gak ada karena harus masuk kelas semua. Tapi setelah aku berjalan senang (karena gak jadi) dan grogiku dah ilang, eh....gak lama ada mahasiswa yang dateng ke ruangan seraya ngajak on air. Wa.....dag dig dug lagi deh....

Untungnya aku ditemenin ama Putri, mahasiswi Teknik Informatika, anaknya gak kaku dan asyik aja. So.....suasana nyantai pun akhirnya berhasil aku dapatkan, walau yang aku omongin adalah masalah antah berantah alias gak jelas.......:P

Whatever, Alhamdulillah, semuanya dah berjalan dengan lancar. Malah jadi pengen nyiar lagi niy....hahahahahaha....udah bisa dipastikan gak akan ada yang denger.....
Yah....begitulah sekilas curhat hari niy.....


PCR
drruangygdulusejuksekaranganget :P

Tuesday, July 3, 2007

Mama MiA ShoW

Tadi malam Mama Mia shoW lagi di Indosiar. Aku pasti nonton donk, seneng aja liat kekompakan para ibu-anak untuk mengambil hati para eksekutor dan juri vote lock, tentunya sekalian dapet hiburan musik dari lantunan lagu-lagu yang dibawakan para gadis-gadis muda belia itu. Sayangnya aku gak bisa nonton dari awal, karena lampu mati sejal maghrib. Yah........begitulah, PLN Riau geto loh !!!
Alhamdulillah, sekitar jam 9-an lampu nyala lagi. So aku akhirnya bisa ngikutin acara Mama Mia, walau ternyata sudah group terakhir yang tampil. Syukur, ternyata yang selalu aku tunggu penampilannya belum tampil (lagi beruntung.....:)). Ya, 2 peserta terakhir blom maju, yaitu Frischa dan Margaret.
Awalnya yang nyanyi (setelah jeda iklan pastinya) adalah Margaret. Margaret nyanyiin lagu lama (aku lupa judulnya, baitnya ingat sich), tapi dengan aransemen baru dan cara nyanyinya juga gak seperti penyanyi aslinya. Asyik juga, walau kadang ada nada yang agak out of tone, namun suara margaret emang termasuk yang lumayan di Mama Mia show. Dan lebih interaktif juga dengan audiens, terutama ama Dani AhmAD. :P Sangking grogi karena dibetahin ama Margareth plus tentunya kameramennya, Dani pun memasang aksi ikutan nyanyi, supaya gak kentara geernya kali yeeee.......
Setelah margaret, baru deh Frischa gantian tampil. Kali ini Frischa berpenampilan lebih dewasa dari biasanya, dengan gaun kemben panjang warna jingga. Rambutnya dibuat cucok banget ma konsep dandanannya. Manis banget. Frischa nyayiin lagunya Pingkan deh kalo gak salah, lagu yang mellow banget. Dan seperti biasanya, Frischa, dengan keterbatasannya (Frischa tuna netra) selalu mampu menyanyi dengan baik, setiap alunan nada yang keluar dari bibirnya terasa sangat menyentuh. Itu mungkin kelebihan orang-orang seperti Frischa. Mereka tidak bisa melihat, sehingga mungkin banyaknya penonton tidak akan mempengaruhi penampilan mereka, dan satu hal yang lebih penting, mereka pastinya menggunakan dengan sangat maksimal bagian indera yang lain, yang membantu mereka menyanyi dengan sangat baik. Ya, menurutku, kekurangan Frischa justru membuat dia bisa mendengarkan dengan sangat cermat nada-nada yang keluar dari bibirnya, sehingga lagu yang dinyanyikan jadi bagus banget, gak out of tone. Satu lagi, penghayatannya Frischa membuat aku yang mendengar dia nyanyi, rasanya efeknya gak cuma di telinga, tapi terasa sangat menyentuh. Ini mungkin yang dikatakan Dani, bahwa Frischa mampu menyanyi dengan hati.
Subhanallah....maha suci Allah ya, Frischa yang tidak sempurna secara fisik saja, mampu melakukan hal yang menakjubkan, apalagi yang gak kekurangan. Bukti lain Maha Kuasa nya Allah, lihat saja Hee Ah Lee, the four finger pianist. Dengan kondisinya yang serba "kurang". Hee justru mampu menjadi perhatian banyak orang, karena ketekunannya, sehingga mampu memainkan piano lagunya para maestro dunia.
Hal yang paling indah dibalik keberhasilan 2 gadis muda ini mengatasi rendah diri karena fisiknya, adalah peran sang ibu yang begitu besar. Hee Ah Lee, ternyata mendapat dukungan yang luar biasa dari ibunya, kesabaran ibunya membuat Hee Ah Lee menjadi pianist yang dikenal di dunia. Kalo saja kita tonton sedikit biografi Hee yang pernah tayang di stasiun TV, wah,.....kebayang deh hebatnya sang ibu. Demikian halnya dengan Frischa, sang ibu dalam kilasan "aku dan Mama" pada MaMa Mia Show, terlihat sang ibu dengan penuh semnagat dan kasihnya mengingatkan Frischa agar selalu menyanyi dengan hati. Bahkan sangking menghayati lagu, Frischa sampe nangis, lalu sang ibu dengan gaya becanda penuh kasih mengatakan bahwa menghayatinya jangan sampe nangis donk........Ah,.......indah banget ya.....
Jadi inget masa remajaku. Dulu aku selalu iri dengan teman-teman sebaya, mereka bisa cerita bahkan curhat apapun ke mamanya. Sementara aku, atas kehendak-Nya mama gak bisa hadir disampingku saat aku tumbuh menjadi gadis remaja, saat dimana justru peran ibu sangat penting. Tapi, aku tau, segala hal, punya hikmah tersendiri. Sekarang, melihat acara Mama Mia Show, aku jadi iri lagi, melihat kebersamaan dan kekompakan setiap pasangan ibu-anak. Tapi, aku jadi semangat ingin merasakan kebersamaan dan kekompakan itu, dalam posisi yang berbeda. Ya.....aku ingin menjadi Mama yang baik, perhatian dan disayang oleh my little PrinCesS. Semoga Allah memberiku kekuatan untuk itu, Amin.



Renungan Malam
Selasa, 3 Juli 2007

Monday, July 2, 2007

DiLemA PenDidiKaN

dKemarin sore, aku nonton berita di salah satu stasiun tv swasta. Ada berita yang sempat membuat hatiku trenyuh dan terasa nyeri. Tentang 3 orang anak dari orang tua yang kurang mampu, yang tidak bisa mendaftarkan diri di Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena tidak mampu menebus ijazah SD nya. Para orang tua mereka mengatakan tak sanggup membayar uang sejumlah Rp. 150.000 yang disyaratkan oleh pihak sekolah.

Akhirnya, kegiatan anak-anak itu hanya bermain atau membantu ayah dan ibunya mengumpulkan buah cengkeh dari sebatang dua batang pohon cengkeh yang ada di halaman rumah mereka. Miris aku mendengarnya. Mungkin bagi banyak orang di luar sana (bahkan mungkin juga aku) uang 150.000 itu bukan hal yang terlalu berat, apalagi kalo digunakan untuk sebuah investasi jangka panjang, yakni pendidikan anak-anak. Namun, bagi para orang tua mereka, uang itu begitu besarnya, hingga mereka tak mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Tanpa sadar butiran bening di mataku meleleh tanpa dikomandoi, merembes membasahi pipi, dalam hati aku berdoa bagi mereka, semoga mereka diberikan jalan keluar yang terbaik, dan aku berlindung kepada Mu ya Rab, jangan kau berikan cobaan seperti ini pada anak cucu ku kelak, amin.

Katanya pemerintah mewajibkan wajib belajar 9 tahun, itu artinya sampai tamat SMP kan? Lalu, bagaimana dengan yang seperti ini? Aku pernah mendengar diskusi di stasiun radio, dimana nara sumbernya menyalahkan para orang tua yang dengan sengaja memanfaatkan anak-anaknya untuk mencari nafkah, padahal mereka masih di usia sekolah. Dan bahwa para orang tua yang demikian bisa dikenakan pasal tertentu, tentang perlindungan anak.

Bagaimana mungkin si nara sumber bisa menyimpulkan hal demikian? Aku yakin, banyak dari orang tua yang akhirnya anaknya terpaksa bekerja, sangat berkeinginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka, namun mereka gak mampu. Lalu, apakah ketidakmampuan mereka itu menjadikan mereka terdakwa dan dianggap merampas hak pendidikan anak-anak mereka? Kita yang senang ini, kadang cuma bisa menyalahkan dan menghakimi tanpa mau memberikan solusi. Coba seandainya kita berada pada posisi mereka, apakah kita mau dipenjara karena ketidakmampuan kita menyekolahkan anak-anak kita? Semoga ke depan, negara ini semakin membaik kondisinya, sehingga semua aspek bisa diperhatikan dengan baik. Apalagi pendidikan, karena mutu dan kwalitas suatu negara akan sangat dipengaruhi dari mutu pendidikan generasi penerusnya juga.



Rumbai, 3 Juli 2007

MaHa BesaR 4JJ I

Pagi ini, secara tiba-tiba, selesai mandi pagi, migrain suamiku kumat, dan seperti biasa muntah-muntah. Aku yang ngerasa sebelumnya suamiku baik-baik aja juga kaget saat aku dengar dia muntah-muntah di kamar mandi. Awalnya kupikir karena gosok gigi. Biasanya saat perut kosong blom sarapan gosok gigi, hal tersebut kan sering terjadi. Tapi saat aku lihat suamiku berbaring lagi di tempat tidur, aku dah ngerasa ada yang gak beres. Karena gak biasanya suamiku tidur lagi setelah mandi pagi. Ternyata benar, penyakit itu datang lagi.

Tapi kenapa ya, perasaan tadinya baik-baik aja. Tapi emang semalam sebelumnya dia ronda, pulang dari ronda gak tidur, nungguin datang waktu subuh, lalu sholat di masjid. Pulang dari masjid pun gak tidur, malah nonton tv. Terus jam 7-an aku ajak belanja ke pasar kodim, pulang dari sana, sekitar jam 9-an dipanggil ke kampus karena ada sesuatu yang harus dibereskan.

Sesampainya di rumah, jam 9.30, kita berdua main bulutangkis di gelora bulutangkis umbansari atas. Pulang dari sana, sekitar jam 11 kurang, kembali nonton, lalu mandi. Lanjut makan siang, setelahnya gak juga istirahat, malah nonton balap motor di tv. Sampe masuk waktu ashar, bukannya istirahat, malah plamir dinding rumah, sampe sore jam 17.30. Setelahnya mandi dan ngajak belanja bulanan di Pasar Buah 88. Pulang dah maghrib. Makan malam, dan jam 21.00 tidurin nasywa, baru akhirnya ikut ketiduran juga. Paginya setelah sholat dan mandi pagi, langsung muntah-muntah.

Hal ini cukup sering terjadi, apalagi memang belakangan papanya nasywa banyak pekerjaan, jadi sering kecape'an. Bagi orang lain, karena mungkin sering dengar tentang sakit beliau, hal ini adalah hal biasa, malah mereka bisa bermain-main dan mencandaiku. Yang lebih menyedihkan, bahkan ada yang mengait-kaitkan sakitnya dengan hari-hari tertentu. Astaghfirullah, kok tega ya. Mbok ya kalo gak mau doain, ya mending diam. Bercanda atau tidak, aku sebagai orang yang sedang ditimpa kesusahan ya sedikit banyak terluka mendengarnya. Tapi...ah...terserah, buatku yang terpenting papa kembali sehat.

Biarpun aku sendiri seringkali menghadapi hal ini, tetap saja, bagiku, hal ini adalah hal yang membuatku sedih dan tak tenang. Bagaimana tidak, orang yang selalu mendampingi kita menjalani hari-hari, terkulai lemah tak berdaya. Mana mungkin aku bisa bermain-main dengan hal itu, meski sakitnya tidak mengharuskan dia di rawat (Na'uzubillah). Dan Alhamdulillah, pagi ini, walau masih sedikit pusing, papa sudah jauh lebih baik. Maha besar engkau ya Allah, sungguh sehat adalah nikmat yang amat besar. Ya Rab, lindungi kami sekeluarga dari segala bala, marabahaya dan niat buruk orang lain, Amin.


Umbansari atas, 3 Juli 2007, 5.30 AM


PDH SaKTi

Hari ini papanya nasywa sakit, penyakit yang sering datang tiba-tiba. Padahal sebelumnya sehat-sehat aja. Setelah mandi pagi, langsung muntah-muntah dan migrain. Alhasil, segala sesuatu yang seharusnya hari ini diselesaikan ama suamiku, harus kuambil alih. Termasuk pergi ke bank di CPI.

Wah….belom lagi sampe sana dah terbayang katidakyamanan yang bakal terjadi, halyang paling kubenci saat masuk ke camp CPI, yaitu harus meninggalkan KTP sebagai kompensasi dari kendaraan yang tidak punya pass masuk ke CPI. Urgh…..gak nyaman banget buatku, meski nyaman buat mereka. Tapi ya peraturan tetap peraturan, so….aku sengaja mengeluarkan KTP ku dari dompet dan meletakkannya di saku blazerku biar mudah diambil nantinya.

Karena hari ini adalah hari senin, jadi aku menggunakan seragam PDH ku yang biru-biru. Seragam baru ini emang jauh lebih keren dari yang sebelumnya, karena bentuknya bukan semi blazer melainkan blazer beneran, yang aku dengar-dengar biaya jahitnya cukup mahal.

Nah…..saat akan masuk ke areal CPI, aku pun mulai melambatkan laju motorku, kulihat dari jauh seorang security sedang memeriksa salah satu pengendara sepeda motor, sementara yang lain memeriksa mobil-mobil yang akan masuk. Semakin dekat, dan aku sudah siap untuk mengeluarkan KTP ku saat tiba-tiba salah satu security memberi tanda untuk menyalakan lampu motorku, dan dengan sigap, aku langsung menghidupkan lampu motorku. Selanjutnya diluar perkiraanku, security tersebut langsung memberi tanda untuk melanjutkan perjalanan sambil tersenyum ramah.

Hah……jarang-jarang tanpa pass bisa gak diberhentikan gini. Aku menebak-nebak, kenapa kira-kira hal itu bisa terjadi. Apa karena aku pake blazer PDH biru-biru ya, jadi kan mirip banget ma orang kerja kantoran, mungkin dikiranya aku salah satu karyawan CPI kali (wah…pengen banget, Amin :P), jadi dia lupa memperhatikan kalo motorku gak ada passnya, makanya aku gak diberhentikan? Ah…macam-macam aja, mungkin tuh security hari ini lagi baik aja, makanya aku gak diberhentikan. Tapi……kalo perkiraan ku tadi bener, wah…..sakti juga PDH biru-biru nya Politeknik. Boleh lah dapat PDH yang sakti kayak gini lagi…….:P

Umbansari atas

2 Juli 2007

ReNanG

Sabtu sore, sesuai dengan janji papanya, nasywa diajak berenang untuk pertama kalinya setelah dia bisa jalan. Sebelumnya nasywa sudah pernah diajak untuk hal yag serupa. Yang pertama di kolam renang di Pangkalan brandan, tempat tatannya. Waktu itu nasywa sedikit takut, namun akhirnya tertawa senang, apalagi pada saat itu banyak anak-anak yang usianya lebih besar darinya yang mengajaknya bermain. Yang kedua di Water Boom Cikarang di Jakarta, tempat yai nya, tapi saat itu nasywa terlihat sangat takut dan menangis, akhirnya hanya beberapa saat aja dia berada di dalam air.

Teringat ketakutan nasywa saat di water boom, aku ngingetin papanya untuk kapan-kapan harus mencoba lagi membawa nasywa bermain di kolam renang, supaya dia menjadi lebih berani. Dan sabtu sore adalah hari dimana niat itu akhirnya menjadi kenyataan.

Dengan semangat, aku dan papanya pun berangkat menuju kolam berenang umum di suatu tempat di Rumbai, gak lupa bawa ban pelampungnya yang sudah dibeli di minggu sebelumnya. Pilihan jatuh di tempat tersebut, karena dekat dengan rumah, so kalo akhirnya nasywa gagal diajak bermain air, mau pulang kan dekat. Daripada cari yang bagus, jauh, tapi nasywa gak mau, kan capek aja.

Tapi yang mengagetkan, begitu nyampe di sana, melihat anak-anak yang lain bermain air dengan senangnya, nasywa langsung merengek. Tapi bukan merengek karena takut, melainkan karena udah gak sabar mo ikutan main air !!! Awalnya nasywa masih gak mau lepas dari papanya, namun itu hanya beberapa saat saja, setelah menyadari kalo kolam renangnya “cetek“, nasywa pun akhirnya berjalan sambil terus mengejar papanya. Wah.....pokoknya seneng deh liatnya, dengan semangat dia loncat-loncat sambil sekali-kali mencelupkan kepalanya di dalam air sambil tertawa, alhasil, banyak sekali air yang masuk ke mulutnya, tapi gak mempengaruhi kebahagiaannya.

Btw, rugi aja bawa ban pelampungnya, nasywa gak mau pake. Entah kenapa setiap di masukkan ke pelampung, nasywa gak betah dan minta diturunin. Kelihatannya nasywa lebih suka, terjun langsung dan menjejakkan kakinya di dasar kolam.

Kesempatan renang kali ini, nasywa Cuma main ama papanya, sementara aku Cuma menonton dan ikut bergembira melihat suka cita putri kecilku. Namun, sesuai kesepakatan aku dan papanya, kelak setelah nasywa jauh lebih besar, maka posisi tersebut akan digantikan denganku. Karena aku yang akan mengajarkannya berenang, karena papanya gak bisa :P

Ah....jadi ingat masa kecilku, saat berenang menjadi salah satu hobi terfavourite. Aku berenang 6 kali dalam seminggu. Satu hari yang kulewati tanpa berenang itu pun karena kolam renang kompleks dibersihkan pada hari Senin. Sampai-sampai bentuk baju renang pun membekas di badanku. Dan pembantu ku dulu, gak habis pikir, karena setiap hari harus mencuci baju renangku, yang seringkali belum sempat kering, sudah kupakai lagi berenang :P

Asal muasal aku bisa renang, menurutku adalah cerita yang lucu. Berawal dari rasa penasaran bermain di kolam yang lebih dalam, aku sering mencuri-curi main dikolam besar (kolam yang lebih dalam yang biasa di kompleks diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah bisa berenang) saat penjaga kolam sedang tidak mengawasi. Namun kemudian aku diusir kembali ke kolam kecil, kalo ketauan ama penjaganya (bandel banget ya). Dan hal ini terjadi berulang-ulang, mungkin puluhan kali :P

Tapi kebandelanku itu akhirnya membuahkan hasil, sang penjaga renang akhirnya bersedia mengajariku renang. Walau kelihatannya dia sedikit kesal denganku, tapi dia mengajariku berenang sama baiknya dengan caranya mengajari berenang anak-anak lain yang usianya lebih tua di atasku. Tapi aku membuktikan diri, walau paling kecil, sang om akhirnya menganggap justru aku yang paling cepat menangkap pelajaran renang yang dia berikan (weh......bangga dunk). Dan itu pun akhirnya kubuktikan dengan selalu menjadi juara 1 renang dengan gaya dada, bebas dan punggung pada 17 agustus atau ulang tahun perusahaan untuk kelas usia di atasku (Cuma kelas kandang :P). Ya, aku gak pernah dimasukkan pada kelas usia yang seharusnya, karena dianggap sudah bisa dikelompokkan di kelas yang lebih besar. Hal yang pertama bikin aku kesel dan gak pede, namun akhirnya aku selalu yakin dan gak khawatir lagi bersaing dengan kakak-kakak kelasku.

Satu gaya renang yang belum sempat aku pelajari lebih jauh, adalah gaya kupu-kupu. Aku sudah pernah mencobanya, tapi rasanya sulit sekali. Gerakannya terasa sangat berat dan melelahkan. Hmm...kapan ya aku bisa coba-coba berenang lagi, sekaligus coba – coba gaya ini. Atau jangan-jangan, aku dah lupa pula gimana caranya berenang, weks.......ntar malah jadi gaya batu. Macam mana mo ngajari anakku ! Papa....ayo, aku dibeliin baju renang muslim, biar bisa nyobain berenang lagi !!!!

Umbansari atas, 1 Juli 2007, 06:27 AM