Friday, September 28, 2007

KebahaGIAaN BelaHaN JiwA

Pagi ini, begitu cerah...

Tadi waktu di atas motor bareng suami, aku sempat mendongakkan kepala ke atas....

Melihat indahnya langit pagi ini...

Hamparan awan putihnya bagai lukisan gerombolan domba-domba yang dikembala...

Berarak mengikuti kemana arah angin berhembus....

Dibalik sekawanan domba putih, muncul sang mentari

Sinarnya yang kuat dan berwarna emas, mengisyaratkan bahwa hari akan sangat terik



Bahagianya, tadi di rumah, buah hatiku, nasywa, melepas papa dan mama bekerja dengan wajah sumringah...

Padahal, dia baru saja bangun dari tidur pulasnya

"Dadah mama, dadah papa", ucapnya tadi pagi saat papanya mulai memacu laju motor

Hatiku pun berbunga-bunga

Si kecil melepasku dengan binar di mata bundarnya



Papa, bersama mu di atas motor, memegang erat pinganggmu

Di bawah pancaran matahari pagi yang belum sempurna hangatnya

Sungguh indah.....



Ada cerita bahagia pagi ini :

"Ma, tahu ayahnya Pak Atmo kan? Yang sering negur kalo lewat sini?

Tadi malam, saat sholat tarawih dia bilang ke papa,:



'Jangan pindah kenapa pak iwan, saya sudah senang punya teman ngobrol'

'Kalau pak iwan pindah, saya gak punya teman ngobrol lagi'



"Sedih juga dengarnya Ma. Sekaligus senang udah bisa menyenangkan orang lain", ucapmu saat itu...Papa memang suka ngajak bapak itu seloroh. Ntar kalo kita jadi pindah, papa pengen belikan kenang-kenangan buat Bapak itu ya Ma", pintamu.



Tentu saja boleh pa. Mama senang melihat papa begitu bahagia.

Membuat orang lain bahagia, indahnya memang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Menjadi berarti dan bermakna memang membahagiakan



Subhanallah....semenjak tinggal di perumahan, begitu banyak hal yang papa dapatkan, Alhamdulillah....

Mama teringat juga percakapan kita seminggu sebelumnya. Papa cerita, kalau teman-teman tukang kebun juga mengatakan hal yang sama....

Begitulah pa, orang-orang seperti mereka pun mampu membuat kita bahagia...

Semoga mereka dimuliakan oleh Allah ya pa......Amin

Ah......sepertinya hari ini benar-benar akan sangat indah....:D


Rumbai, 28 September 2007

Wednesday, September 19, 2007

Dakwah dan Sabar

Bismillahirrahmannirrahiim

Berawal dari perbincangan panjang dengan suami tercinta tentang obrolannya dengan seorang teman. Sampai akhirnya saya tertidur dengan banyak pertanyaan dan jawaban yang saya simpulkan sendiri.

Nah, pagi tadi, teringat materi blognya pak eman. Katanya saat ada ide yang mau ditulis, maka langsung tulis, apapun. Maka jadilah tulisan ini pagi tadi.:P
Asal dan tak terstruktur, tapi semoga ada manfaatnya, paling tidak bagi saya pribadi. Karena apa yang saya tulis adalah pergumulan batin dalam diri, karena ketidaksempurnaan yg saya miliki. Ya, intinya ini adalah cara saya melecut diri saya sendiri.
Mengapa saya tulis, karena saya tipe yang tdk setia ingatannya, sehingga dengan ditulis, bisa saya buka, kapanpun ruhani saya membutuhkannya.

Tentunya isinya mungkin masih banyak yg harus dibenerin, maklumlah yang nulis ilmunya sedikit :)
Sekali lagi hanya ingin berbagi, meski awalnya khawatir salah, tapi kalo khawatir terus, kapan mulainya...:)

Jika ada kata2 yang kurang berkenan dan seperti menggurui, mohon maaf ya, tidak ada maksud sedikit pun, karena sesungguhnya tulisan ini saya tujukan buat diri saya pribadi.

================================================================

Sabar adalah kata yang mudah diucapkan namun sangat sulit untuk diaplikasikan. Bagaimana tidak, untuk menjadi orang yang sabar, diperlukan keahlian khusus dalam mengontrol dan memanage diri. Namun tentu saja potensi untuk menjadi orang yang sabar ada dalam diri tiap hamba Allah. Karena Allah SWT telah berfirman bahwa dalam diri umatnya telah disebarnya semua sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk. Tinggal manusianya saja yang akan memilih, akan mengembangkan sifat yang baik atau yang buruk.

Allah maha adil. Tidak ada seorang hamba pun di dunia ini yang terlahir hanya memiliki sifat buruk. Sifat mana yang akan menonjol ditentukan dari ketekunan seorang hamba mengasah dan menggali potensi sifat-sifat baik yang ada di dalam dirinya.

Lihatlah sang teladan kita, Rasul kesayangan Allah, Muhammad SAW, bagaimana setiap kisah dalam Hadist menggambarkan kesabaran yang luar biasa dari seorang hamba yang menjadi utusan dan kekasih Illahi. Bagaimana Nabi besar kita ini mampu menarik hati orang-orang yang sebelumnya kafir menjadi beriman dengan segala sifat baik yang terpancar dalam setiap gerak maupun tutur katanya. Termasuk sifat sabar.

Kita mungkin pernah mendengar suatu kisah dimana Nabi pernah disakiti bahkan diludahi, namun Nabi tidak pernah membalas semua perbuatan itu dengan perbuatan kasar yang sama. Justru pada saat orang yang menyakitinya sakit, Nabi adalah orang pertama yang menjengguknya. Begitulah Nabi Muhammad, dengan segala kelebihan yang memang diberikan Allah kepadanya untuk menjadikannya teladan bagi umat yang lain. Nabi tidak hanya menyebarkan agama Allah pada orang-orang yang memang sudah punya watak yang baik sehingga mudah untuk diajak masuk Islam, namun Nabi juga mengajak orang-orang golongan preman dengan cara-cara pendekatan yang sungguh luar biasa. Keteladanan sifat Nabi inilah yang akhirnya meruntuhkan dan mencairkan gunung es dalam hati orang-orang kafir untuk bergabung bersama dengan Nabi merasakan indahnya agama Allah.

Bagitulah dakwahnya Nabi, penuh dengan keteladanan. Dan berkat usaha yag sedemikian hebat, mayoritas penduduk dunia adalah beragama Islam. Dan tentunya pada masa kini pun, menjalankan dakwah seharusnya berpegang erat pada sifat-sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena cara yang ditempuh oleh Rasul telah terbukti keampuhannya.

Menjadi seorang pen-dahwah (da’i maupun dai’ah) tentunya tidak gampang. Karena kisah Rasulullah pun telah menunjukkan betapa sulitnya berdakwah. Cobaan, rintangan, onak dan duri pasti ada dalam menapaki jalan lurus jihad yang bernama dakwah demi melestarikan agama yang suci ini, tentunya dengan mengharap ridho dari Illahi Rabbi. Tentu saja cobaannya tidak semua sama dengan apa yang dulu di hadapi oleh Rasulullah. Karena dulu Rasul memulainya dari zero, meyakinkan umat akan kebenaran ajaran yang disampaikannya. Sementara sekarang, bisa dibilang seorang pendakwah tidak harus memulai dari zero, karena banyak umat manusia sudah mengenal dan memilih Islam sebagai agamanya. Tinggal bagaimana membuat umat muslim dan muslimah mampu menjalankan nilai ajaran-ajaran Islam dengan sebaik-baiknya , sehingga tercermin dalam sikap hidupnya.

Walau demikian, saya yakin bahwa walau cobaannya berbeda, namun cara Rasulullah tetap adalah cara yang paling ampuh dan tepat untuk menghadapinya. Memang kita bukan Nabi atau Rasul, yang memang dipilih oleh Allah untuk menjadi teladan bagi yang lain, tapi sekali lagi, potensi baik yang dimiliki Rasulullah pun sama diberikan oleh Allah kepada kita semua. Jadi, seharusnya mencari alasan untuk tidak mengikuti cara Rasul karena kita adalah manusia biasa, rasanya tidak berdasar.

Dalam berdakwah, bisa jadi kita adalah tipe pemilih. Maksudnya, kita kadang hanya mau berdakwah pada orang-orang yang menurut kita mudah dan mau untuk diajak. Sementara, jika ada orang-orang yang tipenya keras kepala dan sulit untuk diberi pengertian, maka kita akan merasa tidak perlu untuk menariknya ikut dalam melakukan kebajikan. Padahal, jika saja Rasul melakukan hal yang sama, rasanya tidak mungkin dunia ini akan penuh dengan muslim dan muslimah J

Pernah dengar kisah tentang seseorang yang sangat alim, namun dianggap tidak lulus ujian karena menghardik dan merendahkan seorang wanita penghibur? Saya sendiri tidak begitu ingat cerita sebenarnya, tapi kira-kira begini ceritanya : ada seorang lelaki yang sangat alim, dia benar – benar bertingkah laku sebagaimana orang yang taat pada Allah. Suatu hari ada seorang nenek yang ingin menguji iman lelaki ini. Maka sang nenek mengutus seorang wanita penghibur untuk menggodanya. Begitu si wanita mendekat, maka murka lah si lelaki dengan mengucapkan sumpah serapah pada si wanita. Dan di sinilah oleh sang nenek, si lelaki dianggap tidak lulus ujian. Mengapa? Karena, seharusnyalah sebagai seorang yang alim, dia tidak seharusnya menghardik dan menyumpah seorang wanita penghibur, yang notabene memang adalah orang-orang yang tidak berada dijalan yang lurus. Justru seharusnya, ia menjadi jalan bagi si wanita untuk menjadi orang baik-baik. Seharusnya ia “merangkul” si wanita tadi agar menyadari kesalahannya, bukan justru semakin membuat si wanita tidak ingin berada dalam kebenaran, karena menyaksikan tingkah seorang alim yang demikian.

Kasus yang mirip – mirip seperti ini pun mungkin banyak terjadi di sekeliling kita. Saya sendiri pernah mengajak seseorang untuk ikut dalam sebuah liqo’, namun ditolak mentah-mentah. Katanya, untuk apa dia ikut liqo’, lihat aja tuh orang-orang yang ikut liqo’ tetep aja gak bener. Dan ada lagi, saya pernah baca diblog seorang teman, yang temannya sampai saat ini pun masih menganggap bahwa orang-orang pengajian banyak yang munafik, sehingga dia tidak ingin masuk di dalam komunitas tersebut. Astaghfirullah. Tapi saya pribadi tidak menyalahkan mereka sepenuhnya, bahkan bisa jadi saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan, karena sejujurnya, sedikit banyak saya pun pernah merasakan hal yang sama. Mungkin hal yang sama pun terjadi pada anda.

Namun, syukur Alhamdulillah, kata-kata seorang teman benar-benar menjadi penyejuk dalam hati saya yang pernah kering. Katanya “Jangan sampai kekecewaan kita pada manusia, menghalangi kita dari mencari ilmu Allah”. Subhanallah, sungguh kata-kata yang bijak.

Lama sempat saya merenungi kata-kata tersebut. Sampai akhirnya saya berkesimpulan, bahwa kita semua adalah manusia, dengan potensi baik dan potensi buruk. Bahwa iman seseorang juga sangat fluktuatif, kadang tinggi dan kadang rendah. Nah, bukankah seorang pendakwah juga adalah manusia biasa, yang juga bisa berbuat kesalahan, sama seperti diri kita sendiri? Mereka kan bukan malaikat, yang tidak mungkin melakukan kesalahan. Maka adalah hal yang sangat wajar, jika suatu kali kita melihat mereka melakukan “kesalahan”. Dan lagi saya menyadari (dari pengalaman pribadi J) bahwa mengikuti liqo’ atau apapun namanya, tidak menjamin seseorang menjadi orang yang takwa. Mengikuti liqo’ pasti menambah ilmu, tapi mungkin taat dan takwa belum tentu, tergantung aplikasi dari ilmu yang didapat. Dan bukankah yang kita cari itu adalah ilmu Allah. Berarti setiap kita mendengar ceramah ustadz sekaliber AA Gym sekalipun, seharusnya ilmu Allah yag disampaikannyalah yang kita kagumi, bukan AA gym nya. Sehingga, jika suatu saat kita merasa Aa Gym melanggar nilai-nilai yang pernah dia katakan, kita tidak akan kecewa berat. Karena kita tau, nilai – nilai yang diajarkan adalah ilmu Allah, yang tidak akan ternoda sedikitpun hanya karena penyampainya melakukan kesalahan. Berguru ilmu kan bisa kepada siapa saja. Ambil ilmu yang baik dan benar, buang hal-hal jeleknya.

Tapi memang tetap saja, bahwa seharusnya seorang pendakwah sekuat mungkin berusaha menanamkan nilai-nilai yang disebarnya kepada orang lain kepada dirinya sendiri. Memang sangat sulit ya, coz easy to say, but difficult to do. Tapi emang harus kali ya. Soalnya menjadi penceramah ada 2 pilihan, pilihan pertama hanya didengar dan dikagumi, pilihan kedua didengar, dikagumi dan diikuti. Tentu saja seorang pendakwah sejati seharusnya mempunyai tujuan dengan pilihan kedua yang otomatis mendorong dirinya untuk mampu menjadi teladan bagi orang lain.

Sekedar contoh, bagaimana orang-orang pada mau mengikuti ajakan kita, kalo pas ketemuan di jalan kita tidak pernah menunjukkan sifat-sifat yag baik, yang paling mudah deh, senyum atau sekedar meng-klakson misalnya. Percaya gak, bahwa hal-hal kecil seperti itu pun akan mempengaruhi penilaian orang terhadap orang lain. Ya, kalau niat kita ingin berdakwah, berarti harus mampu merangkul orang-orang yang menjadi sasaran dakwah kita kan. Kalau mereka menilai kita alim tapi sombong setengah mati, apa menurut kita, secara logis aja, mereka mau mengikuti ajakan kita? Ini mungkin yang menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan kita merangkul orang lain. Hal sepele yang bisa berakibat sangat besar. Ini menunjukkan bahwa dalam berdakwah bukan ilmu saja yang harus dimiliki, melainkan juga “ilmu” sosial alias bagaimana beradaptasi dan berhubungan dengan lingkungan sekitar kita.

Kadang memang, ilmu yang lebih dari orang lain bisa menimbulkan rasa riya dalam diri. (Astaghfirullah). Dari yang pernah di sampaikan, bahwa riya itu bukan hanya yang tampak (perkataan or perbuatan) tapi sampai yang hanya terbersit dalam hati. Digambarkan bahwa riya itu seperti semut hitam di batu hitam di malam yang gelap, sangat tersembunyi. Rasa riya ini yang kadang juga menjadikan kita tinggi hati, merasa harusnya orang yang menegur dan berguru kepada kita. Padahal Rasulullah tidak pernah mencontohkan berdakwah dengan cara demikian.

Kembali mengenai sabar, Rasulullah juga mengutamakan sifat sabar dalam berdakwah. Tidak ada dalam catatan sejarah tinta emas perjuangan Rasulullah dalam berdakwah yang tercoreng dengan ketidaksabaran. Padahal bani israil begitu hebatnya dalam bersilat lidah untuk mencari-cari kesalahan Rasulullah, tapi Rasulullah tetap dengan sabar menunjukkan bukti-bukti kebenaran ajaran Allah. Begitu juga pada masa sekarang, pasti ada orang-orang yang tidak mudah untuk dipengaruhi dan keras kepala (àseperti saya L) dan mungkin itu salah satu tantangan seorang pendakwah, untuk selalu menaburkan kesabaran dalam usahanya merangkul dan mengajak orang lain untuk melakukan kebajikan. Bukan dengan menjauhi mereka. Kata pepatah, api tidak bisa dilawan dengan api, malah akan memperbesar kobarannya. Namun api harus dilawan dengan air, sehingga panasnya akan padam oleh dinginnya air.

So…teman-teman pendakwah, semoga mampu menjadi teladan bagi yang lain, sehingga bisa merangkul lebih banyak orang dengan lebih banyak karakter, sehingga Islam semakin jaya. Memang hampir tidak mungkin menyamai Rasulullah, tapi setiap kita diberikan kemampuan untuk bisa mengusahakan yang terbaik yang kita punya untuk menuju kearah keteladanan sang Rasul, Insya Allah. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran…….Love u, sist……


Mari saling mendoakan agar sama2 menjadi lebih baik
Rumbai, 20 September 2007

Sunday, September 16, 2007

haNYa CiNtA YanG BiSa

" hanya cinta yang bisa menaklukan dendam
hanya kasih sayang tulus yang mampu menyentuh
hanya cinta yang bisa mendamaikan benci
hanya kasih sayang tulus
yang mampu menembus ruang dan waktu
jangan lagi kau pergi dari hidupku
tak kan mudah untukku bila sendiri
biar kita miliki rasa bahagia
ingin selalu bersama
didalam ruang dan waktu "
Jangan tinggalkanku Ya Rab....
Jangan tinggalkan Keluargaku Ya Rab....
Tunjukkan selalu kami jalan yang benar, jalan yang Kau ridhoi

++ ALLaHu AkbaR ++

'Antara musibah dan penderitaan adalah berbeda, sebagai contoh, orang yang terkena musibah kehilangan sendal bisa jadi lebih menderita daripada orang yang kehilangan kedua kakinya. Karena yang kehilangan sendal menggerutu, mencaci dan memaki, sehingga hatinya menjadi semakin sakit dan menderita. Sementara yang kehilangan kaki, justru menyadari bahwa musibah adalah ketentuan Yang Maha Kuasa, sehingga ia mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un". Dia menyadari bahwa sesungguhnya semua yang dimilikinya adalah milik Allah SWT, dan kepada Allah jualah semuanya akan kembali......'
Demikian ungkapan seorang Ustadz, kata-kata yang sedikit banyak membuatku terpana dan membenarkannya dalam hati, meski sulit sekali tentunya menjadi hamba yang benar-benar ikhlas dalam menjalani musibah. Begitulah kebanyakan sifatnya kita manusia, lebih mudah bagi kita mengeluarkan umpatan, keluhan saat sesuatu yang tidak nyaman menghampiri kita, dibandingkan mengucapkan kata-kata yang baik atau sekedar mengelus dada. Padahal, saat kita mengeluarkan "isi kamus" kita itu, bukan tidak banyak energi yang kita buang, mulai dari berkata-kata hingga ke pembentukan ekspresi raut wajah kesal. Justru saat kita berusaha untuk lebih sabar dan "nrimo", tidak banyak energi yang terbuang, karena tidak perlu mengucapkan banyak kata, bahkan mungkin tidak perlu kata-kata, cukup mengucapkannya dalam hati. Perasaan nrimo tentunya tidak membutuhkan efek raut wajah khusus yang memerlukan banyak energi.......:)
Begitu indahnya Islam mengajarkan umatnya untuk bersabar. Bahkan "Innallaha Ma'asshabiriin" Allah itu bersama orang-orang yang sabar. Aku kembali merenung, alangkah seringnya aku dalam posisi yang kurang sabar dalam menyikapi berbagai masalah dalam hidupku. Duh Allah.......kenapa sulit sekali untuk bersabar.
Ada satu ayat yang dibacakan oleh Ustadz yang lain, aku lupa surat dan ayatnya, tapi kira2 bunyinya begini "Maka keluarkanlah sebahagian dari harta yang telah Ku berikan kepadamu". Begitu kata Allah. Dengarlah, Allah menyuruh kita untuk mengeluarkan sebagian dari harta yang sudah diberikan-Nya untuk kita, bukan mengeluarkan dari apa yang belum diberikan-Nya. Sungguh seandainya kita mau sadar, Allah tuh gak pernah zalim ama umat-Nya.
Deggg....kembali aku merenung dan coba mengingat dan menerka-nerka......apa aku sudah mengeluarkan sebagian harta yang seharusnya aku keluarkan? Apa sudah cukup ? Rasanya belum........:( AMpun Ya Allah.......
" Mata, hati, tangan, kaki akan jadi saksi......
Tiada dusta diri yang tak terhakimi.......
Luka, sepi, airmata tak berarti lagi......
Akan terlambat segala sesal di waktu......nanti....."
Astaghfirullah....Astaghfirullah......Astaghfirullah.....
Ya Allah, berikan jalan dan mudahkan jalan bagi hamba-Mu ini menjadi hamba yang lebih baik, amin.
Allah Maha Tau.....Allah Maha Kuasa....
Aku berlindung kepada-Mu Ya Rabbi.....
Rumbai, 8:37

Wednesday, September 12, 2007

My LittLE PrinCreSs....aGaiN !!!


Nak......you're ReaLly My swEetY LittlE PrinCess !!!

Subhanallah.........sayang mama, kamu bener-bener semakin hari semakin pinter ya nak...
Tadi malam tuh buktinya.....:)
Yang biasanya nyanyi cuma ujung-ujungnya.....tapi tadi malam gak lagi...
Nasywa dah nyanyi dengan lengkap...walau masih dengan pengucapan yang kadang bikin mama dan papa tertawa geli.....

Tupi aya tunta....
Tunta tupi aya...
Oyo idak tunta...
Ukan tupi aya...

Wuah.....mama dan papa langsung deh tepuk tangan senang nak.....
Lagu naik-naik yang masih banyak kata yang ilang.....tapi mama yakin, gak lama lagi....:)

Ya Rab, Puji syukur atas segala nikmat yang telah Engkau karuniakan pada keluargaku...
Ya Rab, bantu kami untuk selalu mampu mempertahankan keindahan ini di jalan Mu...
Jangan Engkau ambil nikmat ini ya Allah......

Segala puji bagi Mu atas segala jalan hidup yang Engkau pilihkan untukku...
Berikan aku bimbingan dan kemudahan Ya Rab, untuk selalu mendapatkan pilihan terbaik dalam hidupku...
Sungguh, Engkau Maha Mengetahui apa yang nampak dan apa yang tersembunyi...
Aku berlindung kepada Mu Ya Allah atas segala bala, marabahaya, niat buruk orang lain, kejahatan tersembunyi dan yang tampak....
Sungguh Engkau Maha Pengatur dan Maha Bijaksana...

Ya Allah, berikan rezki yang lebih baik pada suamiku...
Muliakanlah dia di sisi Mu....dan angkat derajatnya di sisi hamba-hambamu.....
Jadikan dia pemimpin yang mampu membawa keluarganya pada jalan menuju Jannah Mu, Amin...



Cinta yang selalu tercurah bagi papa dan nasywa....
Rumbai , 10:50 wib

Wednesday, September 5, 2007

DaLaM MihraB CiNtA

Belakangan aku jadi penggemar buku-bukunya Habiburrahman El shirazy. Gaya bahasa yang asyik untuk dinikmati dengan cerita yang menurutku luar biasa. Cerita – cerita yang disuguhkan, membuat aku semakin terkagum-kagum dengan jalan kehidupan yang kadang dipilihkan Sang Maha Kuasa untuk umatnya. Berikut aku buat sedikit synopsis dari ke-3 novelet yang ada di buku ini. Selamat membaca dan semoga manfaat ya.

=== Takbir Cinta zahrana ===

Menurut penulis, cerita ini sebagiannya diambil dari kisah nyata. Inti cerita adalah tentang indahnya ketegaran dan ketulusan di jalan Allah. Dari cerita ini, penulias mencoba me-muhasabah-I tindakan orang-orang seperti Zahrana yang lebih mementingkan karier akademik dibandingkan karier membangun rumah tangga dan membina generasi. Menurt penulis, karier akademik memang penting, namun membangun rumah tangga dan membina generasi tak kalah petingnya. Dan alangkah baiknya jika keduanya berjalan seiring seirama.

Ceritanya dalah tentang sosok wanita bernama Zahrana, seorang staf pengajar di sebuah Universitas swasta terkenal di kota Semarang. Zahrana walaupun sukses sebagai wanita karier, namun belum juga menemukan jodoh di usianya yang semakin senja. Sudah banyak pelamar yang ditolaknya dengan berbagai alasan. Ketika ia sudah ikhlas menerima siapapun sebagai pendamping hidupnya, asal baik agamanya, ia justru dihadapkan pada lamaran seorang Dekan Fakultas Teknik (fakultas di mana ia bekerja sebagai dosen), Pak Karman, seorang duda yang dikenal suka mengencani mahasiswi secara diam-diam.
Penolakan zahrana terhadap pinangan Pak Karman berbuntut sangat panjang. Mulai dari resiko dipecat dengan tidak hormat (tapi zahrana justru lebih dulu mengundurkan diri), sampai dengan pembunuhan yang dilakukan Pak Karman kepada pria yang berniat menikahi Zahrana.
Dalam kesedihan zahrana karena tidak jadi menikah (calonnya meninggal tertabrak kereta api akibat dari Pak karman di hari pernikahannya) ternyata Allah memberinya jalan lain. Seorang mantan mahasiswanya yang akan meneruskan kuliah ke Malaysia bernama Hasan, meminta ibunya untuk meminang Zahrana. Meski kaget, akhirnya karena keyakinan yang ditunjukkan Ibu Hasan atas pinangan anaknya itu pun akhirnya diterima zahrana dengan syarat. Yakni Hasan dan keluarga diminta Zahrana untuk langsung menikahinya di masjid dekat rumahnya yang hanya dihadiri oleh kerabat dekat. Karena zahrana tidak ingin Pak Karman kembali melakukan aksinya untuk mencelakai Hasan. Pernikahan yang dilakukan di malam kedua bulan Ramadhan itu pun berjalan dengan mulus. Malam itu pun menjadi malam kesaksian Zahrana atas Tasbih, Tahmid dan Takbir Cinta yang didendangkan Allah kepadanya.


=== Dalam Mihrab Cinta ===

Novelet ini ternyata belum utuh, baru setengah alurnya yang diceritakan di buku ini. Penulis mengatakan bahwa roman sebenarnya masih dalam proses pematangan. Kita tunggu ya, karena ceritanya seru lho.

Cerita berawal dari sebuah pesantren Al-Furqon bertempat di Kediri Jawa Timur. Seorang santri bernama Syamsul, anak dari seorang pengusaha batik yang kaya, dituduh mencuri uang salah seorang santri bernama Burhan dan dikeluarkan dari pesantren tersebut. Sebenarnya Syamsul tidak mencuri, Burhanlah yang memfitnahnya. Ketika kembali ke keluarganya, Syamsul kembali mendapat hujatan karena dianggap mencoreng nama keluarga. Akhirnya ia memilih hidup di jalanan. Kesulitan keuangan yang dihadapinya membuatnya menjadi seorang pencuri sungguhan. Karena masih amatiran, ia pun tertangkap polisi dan dipenjara. Berita tersebut terdengar ke telinga keluarganya, semakin bencilah keluarganya kepadanya.

Keluar dari penjara, karena tidak jua mendapatkan pekerjaan, Syamsul kembali mencopet. Dompet yang dicopetnya adalah dompet seorang mahasiswi yang ternyata berpacaran dengan Burhan, teman yang memfitnahnya. Padahal setaunya Burhan sudah bertunangan dengan wanita lain. Dari situ, Syamsul membuat rencana untuk membalas dendam kepada Burhan. Jalan yang diberikan Allah untuknya benar-benar ajaib, ditengah usahanya mendekati keluarga si cewek, ia justru menjadi guru ngaji dari anak tetangga cewek tsb. Cerita bergulir sampai akhirnya ilmu yang ia dapatkan di pesantren benar-benar terpakai olehnya. Setelah menjadi guru ngaji, ia pun sering di percaya menjadi imam di masjid daerah perumahan elit itu, dan mendapatkan gaji yang tidak kecil. Sehingga akhirnya ia mampu hidup berkecukupan. Dia juga diminta untuk mengisi ceramah pagi di stasiun Tv swasta terkemuka, ia juga menelpon ke pesanterennya dulu meminta mereka menontonnya, namun ia merahasiakan identitasnya.

Dari Koran ia tau bahwa Burhan sudah dikeluarkan dari pesantren karena terbukti mencuri, berita tsb disampaikannya kepada ayah dari calon tunangan Burhan, sehingga pertunangan tersebut pun batal. Dan si wanita, Silvie, justru terpikat pada kealiman Syamsul. Kisah cinta mereka ada di edisi romannya yang segera diluncurkan.

=== Mahkota Cinta ===

Kisah tentang seorangpria Indonesia yang bernama Zul, yang mencoba peruntungan di negeri Jiran, Malaysia. Dalam perjalanannya ke Malaysia ia bertemu dengan seorang wanita bernama Mari yang membantunya memberikan tempat tinggal sementara. Setelah menemukan alamat orang yang ditujunya, ia pun pindah. Dari sesame perantau asal Indonesia, Zul mendapatkan motivasi untuk meneruskan kuliahnya di Universiti Malaya. Singkat cerita, Zul mengagumi kebaikan hati Mari dan akhirnya mencintainya. Saat ia memutuskan untuk meminang Mari, ternyata ia dapati kabar bahwa Mari ditangkap oleh kepolisian di Raja Malaysia karena terbukti menggunakan obat-obatan terlarang dan menjadi pelacur. Kepedihan hati Zul ini membuatnya melupakan Mari dan semangat untuk menyelesaikan kuliahnya. Oleh Pak Rusli (yang dikenalnya di Malaysia), ia dijodohkan oleh seorang wanita bergelar doctor bernama Datin Laila. Namun ternyata mereka tidak berjodoh karena Datin Laila sudah menerima seorang lelaki yang ditawarkan oleh kakak kandungnya.
Dalam kekecewaannya, namun tetap berprasangka baik kepada Allah, Zul kembali ke Yogyakarta. Sesampainya di sana ia langsung meminta tolong kepada Pak Muslim untuk mencarikannya jodoh. Lewat istri Pak muslim yang aktivis dakwah, akhirnya Zul akan dipertemukan dengan seorang wanita, yang menurut istri Pak Muslim adalah Muslimah yang taat. Tak disangka, ternyata wanita itu adalah Mari, yang dulu dikenalnya dalam perjalanan ke Malaysia. Pertemuan itu begitu mengharukan, dimana Mari menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat penggerebekan polisi Malaysia di kontrakannya. Ternyata Mari tidak melakukan apa yang dituduhkan padanya. Dan ternyata lagi, Datin Laila yang sempat dikenalkan kepada Zul ternyata adalah teman Mari Kuliah di Malaysia, stu hal yang tak pernah diketahui Zul, karena dulu Mari hanya mengaku sebagai TKW. Lalu Pak Muslim pun cerita tentang kesedihan Zul akibat kabar yang didengarnya tentang Mari. Akhirnya mereka pun berniat menikah secepatnya, beribadah bersama, saling mendukung dan menguatkan dalam mahkota cinta yang terbangun atas iman dan takwa.
Rumbai, R-230

Friday, August 24, 2007

ReNungaN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

"De'... de'.... Selamat
Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku.
"Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur
kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang
terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun.
Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima
bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa.
Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku
semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua
seperti biasa.
Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi,
terakhir bibirku.
Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari
istimewaku.
Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku
seperti putri hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali
berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan
mengucapkan. Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.... Bisik
hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang
tahunku.
Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih
dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke
mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis
saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resort di malam dan
hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala
kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai
kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

"De.... Ade kenapa?" tanya suamiku
dengan nada bingung dan khawatir.

Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu
membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam
sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada
tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu
enggan disodorkannya kepadaku.

"Selamat ulang tahun ya De'..."
bisiknya lirih. "Sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih
kado ini... tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut.

Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu.
Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur.
Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang
menggenang.

"Maaf ya de, aku cuma bisa ngasih ini.
Nnnng... Nggak bagus ya de?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke
lantai.

Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan
bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah tas selempang abu-abu
bergambar Mickey mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang
diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba
aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.

"Jelek ya de'? Maaf ya de'... aku nggak
bisa ngasih apa-apa.... Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin
aku ya de'..." desahnya.

Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan
siangnya untuk tas ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya.
Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di
hadapanku.
Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu
pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya
karuniamu masih aku pertanyakan.

"A' lihat aku...," pintaku padanya.
Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan
menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan
dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran
kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... kamu ngasih aku banyaaaak banget,"
bisikku di antara isakan. "Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang
sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih
surga-Nya.
Kamu ngasih aku dede'," senyumku sambil mengelus perutku. "Kamu
ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, kamu ngasih aku
mama...." bisikku dalam cekat.

Terbayang wajah mama mertuaku yang
perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri. "Kamu
yang selalu nelfon aku setiap jam istirahat, yang lain mana ada suaminya yang
selalu telepon setiap siang," isakku diselingi tawa. Ia tertawa kemudian
tangisnya semakin kencang di pelukanku.

Rabbana... mungkin Engkau belum memberikan
kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang
pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku
akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke,
fasilitas-fasilitas . Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia.
Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan
nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan
untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat
kami baru menikah...

" Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..."

**********************************************************************************
Pa, itu juga yang mama sadari setiap kali merenungkan perjalanan hidup yang pernah kita tempuh...
Papa selalu setia dan sabar menghadapi mama....(semoga takkan berubah selamanya ya pa....)
Dan mama pun akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi pendamping yang baik
Papa sudah menjalani peran papa dengan sangat baik saat mama merasa terpuruk oleh keadaan
Dan mama pun, akan selalu berusaha berada di samping papa, apapun keadaannya, Insya Allah

Semoga Allah, selalu melimpahkan kasih sayang-Nya pada keluarga kita ya pa...
Sehingga kasih sayang papa ke mama, mama ke papa, kasih sayang kita ke nasywa, dan kasih sayang nasywa pada kita gak akan pernah luntur selamanya....

Allah, adalah pemilik cinta yang kekal....
Jika kita istiqomah untuk berada di bawah naungan cinta-Nya...
Semoga ke-kekalan itu pun mengalir pada cinta kita, Amin....



Jum'at, 24 Austus 2007
Mama kangen papa, kangen nasywa

Wednesday, August 15, 2007

" TeRunTuK BuAh haTi Ku "

Kangen nasywa...
Sedang apa nasywa sayang........
Mama dah kangen, begitu lama rasanya menunggu jam 12 siang tuk segera ktemu kamu sayang...
Mama bawain oleh - oleh nih....
Chicken nugget kesukaan nasywa...
Semoga bikin nasywa tambah banyak makan ya......Amin

Mama pengen lihat nasywa lebih gemukan
Makanya banyak makan donk....
Tapi...kalo pun ternyata nasywa maunya cuma nambah panjang juga gak papa nak..
Yang penting nasywa sehat....

Maafin mama dan papa ya sayang...
Ninggalin nasywa ama tante atikah, padahal nasywa blom kenal ama tante itu...
Sabar ya nak, ini mungkin latihan juga buat nasywa supaya belajar cepat beradaptasi dengan orang lain...

Kalo pas mama tinggal, jangan sedih dengan wajah seperti itu nak....
Mama jadi sedih dan ngerasa bersalah...
Mama lebih tenang lihat nasywa nangis menjerit dari pada melihat raut wajah nasywa yang kelihatan protes tapi berusaha untuk gak nangis.....sedih mama nak....

Mama bangga ama nasywa, ...
Nasywa masih kecil, tapi udah pinter berusaha untuk gak sedih dan nangis...
Walau mama tau sayang, kamu protes dan gak mau ditinggal...

Nanti, kalo nasywa sudah lebih besar, mudah2an nasywa bisa lebih menerima ya nak...
Semoga Allah menjadikan nasywa sebagai anak yang kuat, sholeha, sabar dan baik budi....
Dan semoga Allah selalu melindungi nasywa dan memberikan kesehatan untuk nasywa ya...Amin

Allah itu adil nak, suatu saat Insya Allah, nasywa mendapatkan kebaikan yang berlipat-lipat dari semua kesedihan nasywa....
Mama pengen, suatu saat di masa mendatang nanti, nasywa berhasil meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang nasywa impikan, Amin.

Nasywa tau gak, kalo mama dan papa selalu takjub melihat perkembangan nasywa...
Sekarang, setiap hari, rasanya Allah begitu banyak memberimu kepandaian nak...
Jangan lupa bersyukur untuk itu ya sayang....
Nasywa sadar gak...setiap kali nasywa mengikuti lagu yang sering nasywa dengar di cd lagunya nasywa, mama dan papa selalu pandang-pandangan sambil tersenyum.....kamu lucu sekali sayang....

Nasywa putri kecil mama, setiap detik bersamamu terasa begitu menakjubkan...
Meski kadang kamu juga sering buat mama atau papa menjadi khawatir dengan apa yang kamu lakukan....
Maafin mama dan papa kalo terkadang gak begitu sabar mengajakmu bermain ya nak....

Semoga Allah, memberikan kasih sayangnya buat mama, papa dan nasywa, sehingga kita semua juga bisa saling menyayangi ya nak......Amin




Cinta, sayang dan kasih mama buat nasywa, juga papa
15 agustus 2007
Kampus PCR di ruang yang sepi karena ditinggal para penghuninya yang pada sibuk

Tuesday, July 17, 2007

DiLeMa AguStuS

Gak lama lagi bulan agustus. Berarti kakak pengasuh nasywa bakal pulang kampung untuk menghadiri acara nikahan adiknya. Dan belum tahu akan kembali atau tidak.
Banyak hal yang dari sekarang sudah menjadi beban fikiranku. Dari mulai masalah mengurus rumah sampai dengan hal-hal yang penting untuk aku taati saat menjelang bulan Ramadhan nanti. Ya, otomatis aku harus bisa memanage waktu ku, agar semua pekerjaan yang biasa di handle pengasuh terselesaikan dengan baik.
Hal yang paling membuatku gundah, apalagi kalau bukan masalah putri kecilku. Sampai saat ini pun, aku belum terbayang untuk menitipkannya dimana dan sama siapa. Aku khawatir dia kaget menerima perubahan yang tiba-tiba. Sementara kalo perubahan suasana diberikan mulai sekarang, aku aja masih bingung kemana aku titipkan anakku ini. Kasihan nasywa. Sementara kakaknya ditinggal pergi jalan-jalan aja dia udah nangis, gimana kalo ntar tau kakaknya bakal lama gak kelihatan.
Aku ingin membawanya ke tempat kerja. Tapi aku khawatir, di tempat kerjaku nanti nasywa gak bisa tidur. Karena biasanya begitu. Ntar malah jadi sakit, kalo gak bisa istirahat. Ya Allah.....berikan kami jalan keluar terbaik ya Allah......
Menjaganya memang adalah kewajibanku. Namun kewajiban pekerjaanku menyebabkan aku tidak bisa memenuhi kewajiban itu seharian. Maaf kan mama ya nasywa. Semoga nasywa tetep kuat, ceria, dan gak ada masalah kalo nanti kakak pergi ya nak. Semoga mama dan papa diberikan Allah jalan keluarnya.
Ya Rab.......ku pasrahkan semuanya kepadamu. Kuatkan nasywa ya Rab, agar apapun yang terjadi nanti, tidak mempengaruhi kebahagiaannya, tidak menimbulkan trauma apapun, tidak membuatnya menjadi pemurung. Jadikan anakku anak yang kuat ya Allah.......
Nasywa, kalaupun nanti mama gak bisa memberikan yang terbaik, maafin mama ya. Tapi mama janji, Insya Allah, akan melakukan yang terbaik yang mama bisa buat nasywa dan papa ya......Amin.

IstiRahaT di SuRgA

Bismillahirrahmannirrahiim



Tadi subuh, dengar sedikit acara ceramah penyejuk iman di salah satu TV swasta. Isinya adalah memotivasi diri kita untuk memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin dengan ibadah-ibadah kepada 4JJI.

Dikatakan oleh sang ustadz bahwa sesungguhnya bahaya, malapetaka, cobaan dan ujian, perjuangan, memang dunia tempatnya. Sedangkan tempat untuk istirahat adalah surga yang dijanjikan oleh 4JJI.

Kadang kita seringkali merasa bahwa hidup terlalu sulit dengan datangnya cobaan yang silih berganti. Masalah, tidak pergi dari hidup kita, selesai satu masalah, maka akan muncul masalah-masalah berikutnya. Sampai-sampai mungkin setiap ujian yang datang hampir saja membuat kita putus asa.
Nah, ceramah subuh tadi cukup memberi motivasi agar setiap manusia berusaha menjalankan hidupnya semaksimal mungkin. Bahwa ujian, cobaan, bahaya dan perjuangan adalah memang di alam dunia tempatnya. Kalaupun kita beristirahat, istirahat tersebut adalah sementara, sekedar memberikan hak kepada tubuh kita yang telah lelah seharian menyelesaikan permasalahan demi permasalahan. Kemudian, kita harus bersiap kembali menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah baru. Tentu saja kebahagiaan pun akan datang mengiringi kepedihan-kepedihan hidup. Sesuai janji Allah, bahwa setelah kesusahan akan muncul kemudahan. Begitulah, hidup memang tempatnya kita untuk beribadah dan mencari ridho Allah sebanyak-banyaknya sebagai bekal kita "pulang". Sementara istirahat panjang kita adalah surga Illahi Rabbi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Subhanallah, subuh tadi pun aku menemukan ayat-ayat dalam Kalamullah yang menerangkan siapa saja yang akan merasakan surga Allah, yakni : orang yang beriman kepada Allah dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya, orang yang sabar, orang yang taat, orang yang menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah dan orang yang meminta ampun saat sebelum fajar (QS. Al-Imran : 16-17)
Subhanallah....Maha suci Allah yang telah memberikan ketentuan-ketentuan tas hamba-Nya, dan Dia takkan mungkin zalim kepada hamba-Nya. Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu berusaha mencari ridho-Nya dalam setiap cobaan hidup yang kita lalui, yang akhirnya menghantarkan kita pada keajaiban Surga- Nya, Insya Allah.
Ya Allah.....berikan kekuatan kepada ku untuk mampu menjalani hari ini dengan penuh semangat, semangat jihad untuk Mu, Amin.
Rumbai

Thursday, July 12, 2007

Ngeri.....Ngeri......

Belakangan, kok sepertinya lingkungan kampus gampang sekali menjadi "panas" ya. Rasanya semakin sering aku mendengar dan menemukan hal-hal yang menyebabkan imel menjadi penuh dan rame. Penyebabnya pun macam - macam. Kenapa ya, ada apa dengan kampus ini?

Kejadian demi kejadian membuat aku semakin takut untuk menggunakan imel walau untuk kepentingan kampus sekalipun. Takut salah ucap, salah kata, keseleo lidah yang bisa menyebabkan misunderstanding dengan orang lain. Bahkan untuk menyampaikan beda pendapat pun seakan bakal menjadi boomerang yang akan merusak keharmonisan berteman.

Hi.....ngeri. Siapa sih yang mau punya musuh. Aku yakin gak ada. Hanya saja, kadang kita menilai dan memandang sesuatu berbeda dengan orang lain. Dan kadang kita sulit untuk menerima perbedaan-perbedaan itu. Atau terkadang, memahami sebuah kalimat pun setiap orang bisa berbeda-beda. Ini yang kadang mampu menjadi pisau yang siap menyayat hati, walau kadang kita tidak pernah berniat menggunakannya.

Imel, sama dengan surat biasa, yang diketik tanpa bisa memberikan pengetahuan pada si pembaca, bagaimana intonasi orang yang mengirimkan imel. Apalagi, seingnya kita mengetik imel tidak menggunakan tanda baca. Sehingga, seringkali sebuah kalimat diartikan secara berbeda antara niat si pengirim dan yang dimaknai oleh si penerima.

Imel, memang bisa menjerumuskan. Apalagi jika yang dibahas adalah hal yang sangat sensitif misalnya. Mungkin jalan keluar terbaik, jika orang yang akan diajak berbicara berdekatan, tidak usah menggunakan imel. Lebih baik langsung face to face saja. Sehingga semua maksud, Insya Allah tersampaikan dengan baik, tidak terjadi saling menduga dan berprasangka. Karena bahasa dengan intonasi dan bahasa tubuh pastinya lebih menunjukkan apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan. Kadang, sudah face to face aja, kita masih butuh banyak kalimat untuk menjelaskan tentang sesuatu, apalagi hanya lewat imel.

Begitulah ya, perangkat buatan manusia, tidak akan pernah lebih baik dari perangkat buatan Tuhan. Harapanku semoga kampus ini terus berbenah untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang di sana - sini. Dan kekompakan, saling mendukung, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, semoga selalu berada di antara kita, sehingga kita pun, setiap orang, bisa menjadi komponen pendukung bangkitnya kampus ini ke arah yang kita harapkan, Amin.

PeLajaRaN HiduP

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun......

Dari kemarin, sampai hari ini, masih ada saja infotainment dan berita tentang kecelakaan naas yang merenggut nyawa seorang pelawak terkenal negeri ini, Alm. Muhammad Taufik, atau yang lebih dikenal dengan Taufik Savalas.Mulai dari gambar-gambar ringseknya mobil kijang yang ditumpangi oleh almarhum, keadaan keluarganya sampai kilas balik perjalanan karir almarhum hingga dikenal sebagai selebritis.

Hidup, sudah dijanjikan oleh Sang Pemberi hidup, akan diambil dengan waktu yang telah kita dan pencipta janjikan di kala kita masih di dalam kandungan bunda. Meski kematian adalah hal yang pasti, namun kita, selalu saja merasa belum siap menghadapinya. Bahkan terkadang, kebahagiaan duniawi seringkali membuat kita lupa akan kepastian datangnya maut. Sang penjemput, selalu datang tepat waktu sesuai titah Illahi. Tidak akan bergeser walau seperseribu nano detik. Dan takkan ada yang mampu kita lakukan untuk menangguhkannya.

Allah, memberi kita peringatan-peringatan atas datangnya hal yang dijanjikan-Nya ini. Dan memang seharusnyalah, peringatan-peringatan tersebut kita jadikan pelajaran untuk membuat hidup kita lebih bermakna, berisi, untuk menyambut datangnya alam lain setelah alam fana ini.

Saat pertama kali mendengar tentang kejadian yang menimpa Taufik di salah satu berita pagi, air mataku langsung mengalir deras. Bukan kepergiannya yang aku tangisi, karena aku hanya mengenalnya sebagai artis, namun kedatangan maut yang secara tiba-tiba yang membuatku tersadar, aku.......masih jauh dari siap untuk menerima ketentuan itu atas diriku. Ya Allah, demi nama-Mu, aku takkan sanggup menjalani azab Mu. Ya Allah.....begitu banyak waktu yang ku buang percuma, begitu banyak waktu yang hanya ku isi dengan pernak-pernik duniawi, begitu sedikitnya hal-hal yang kulakukan untuk bekal ku pulang Ya Rab......

Kita, kadang sibuk hanya memikirkan pekerjaan, keluarga, sibuk membeli baju, sepatu, tas dan semua aksesori yang membuat kita merasa lebih baik menjalani hidup dunia kita, sibuk mendandani diri bahkan kalo harus menentang kalam-Nya, asal tampil memikat pun dilakukan. Padahal, semua tidak ada yang akan memberi kita jaminan untuk mendapat kebaikan di hari akhir. Bahkan kulit mulus yang diusahakan mati-matian pun, nantinya hanya akan menjadi santapan belatung. Memang benar kata sebuah hadist, dengan seringnya mengingat kematian, semoga kita selalu menyiapkan diri kita untuk menghadapinya dan menjalani hidup dengan rendah hati dan selalu berusaha berada pada garis batas yang telah ditentukan oleh - Nya.

Ya Allah,jikalau nanti saatnya tiba, izinkan aku kembali kepada Mu dalam kedaan Husnul Khatimah, izinkan aku, walau tak pantas, merasakan kebahagiaan kehidupan kekal yang telah Engkau janjikan. Tunjukkan aku untuk berjalan di atas bumi ini dengan nama Mu, ampuni semua kesalahan ku ya Rab......Hanya kemurahan hati Mu yang akan memberikan kebaikan pada hamba Mu ini, di dunia dan akhirat, Amin.

"Di saat ajal kan datang menjelang
Malaikat izrail mainkan peran
kenikmatan dunia pun berlalu
Mohon ampunan sudah tak berlaku
Nyawa tercabut tubuh pun meregang
Allahu akbar janjimu tlah datang
Tiada lagi tempat pertolongan
kecuali amal dan perbuatan
Semasa hidup membentang zaman
ridho Illahi yang didambakan"

Rumbai, 12 Juli 2007
Buat seluruh saudari-saudariku, jika aku pernah menyakitimu,dulu, sekarang bahkan mungkin yang akan datang, ku mohon ampuni aku ya, aku ingin setiap detik yang aku lalui, bersih dari kesalahan-kesalahanku atas kalian. Semoga Allah, memberikan kebaikan-kebaikannya untuk kita ya, Amin.

Wednesday, July 11, 2007

RihLaH dan Ukhuwah IslaMiyaH

Hari minggu lalu pengajian bikin rihlah bareng ma mahasiswi ke danau buatan. Awalnya pada ribut juga, kok ke danau buatan, kan tempatnya orang yang suka berpasang-pasangan gitu. Yeee....gimana sih, kita kan gak liatin mereka, kita kan ke sana mo rekreasi. Akhirmya jadi juga deh ke danau buatannya. Aku sendiri gak pernah sih ke sana, jadi pengen juga tau kayak apa sih.

Pagi-pagi kita dah nyampe di danau buatan. Acara pertama pastinya ya materi pengajian dulu. Ternyata materinya Ukhuwah Islamiyah. Subhanallah, baru kali ini aku mendengar dengan seksama tentang materi ini, dan.........aku terharu. Indahnya kebersamaan dalam Islam ya. Seandainya..........eh....kok jadi berangan-angan gini. Tapi boleh donk ya berangan-angan untuk hal yang baik. Ya....seandainya semua muslim dan muslimah sadar bahwa mereka adalah bersaudara. Seandainya Ukhuwah diantara kita adalah benar-benar Ukhuwah Islamiyah, rasa persaudaraan yang diikat atas dasar cinta kepada Allah, bukan Ukhuwah Jahiliyah, dunia ini pasti indah banget.

Jikalau saja rasa persaudaraan berasal dari rasa cinta kepada Zat yang Maha Kekal, tentulah persaudaraan itu pun akan kekal dan takkan putus, karena dibangun di atas landasan yang sangat kuat, yang gak mungkin bisa digoyahkan. Ya....Allah, aku kangen masa-masa di Lhokseumawe dulu, masa dimana akhirnya aku memutuskan untuk hijrah, menggunakan jilbab. Saat-saat dimana dunia terasa penuh damai dan orang-orang yang saling kasih mengasihi. Dimana pun kalian berada sekarang, wahai saudariku, semoga Allah akan selalu mencurahkan rahmat-Nya atas kalian. Terima kasih atas segala hal yang telah kalian tunjukkan, sehingga akhirnya Allah memberiku jalan untuk memakai jilbab. Aku kangen dan sayang sama kalian.

Aku sebenarnya ingin menuliskan materi tersebut di blog ini. Namun karena belum selesai dan lengkap sehingga belum di publish. Aku selalu ingin menuliskan hal-hal yang membuat aku termotivasi untuk menjadi lebih baik, bukan apa-apa, ingatanku "tidak setia" (pelupa-red), jadi dengan menuliskannya, aku bisa membacanya kapan pun aku butuh, terutama saat keadaan iman sedang turun.

Alih-alih mo jalan-jalan liat pemandangan danau buatan, aku yang masih terkesima mendengar materi tsb jadi gak punya semangat untuk memperhatikan sekeliling. Aku sibuk dengan anakku, dengan teman-teman yang lain yang juga memilih untuk menyiapkan makan siang, sambil beberapa kata dari materi tadi terus terngiang di telingaku, terlintas di fikiranku.

Di akhir acara, kita saling tukar kado. Indahnya....dan seru pastinya. Kita sepakat untuk membeli kado seharga kurang lebih 5000-an. Setelah tukaran dan di buka, isinya macam-macam. Ada pigura foto, gunting kuku, sabun yang dihias pita dan pentul, tempat pinsil, tempat perhiasan, dll. Karena sudah siang, akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Dan tentunya ritual yang pastinya dilakukan adalah saling bersalaman dan saling memaafkan. Sungguh......entah kenapa materi ukhuwah tadi membuatku merasa ritual tersebut menjadi sebuah kebutuhan. Gimana gak. Mungkin, disengaja atau tidak, kita pernah ngomongin beberapa teman kita dibelakangnya, baik itu hal yang positif ataupun negatif. Lalu, kapan kita bisa minta maaf padanya. Ya....justru moment seperti ini adalah saatnya, kita bisa meminta maafnya atas kesalahan yang mungkin pernah kita perbuat. Ingat gak ada salah satu hadist yang mengatakan, jikalau sesama muslim bersalaman maka dari kedua tangan mereka berguguran dosa-dosa mereka. Masak gak pengen dosa-dosa kita dihapuskan.

Jadi, menurut saya, berkumpul untuk pengajian punya banyak sekali keuntungan. Yang baru saya sebut tadi adalah salah satunya. Bayangkan, kalo yang gak ikut, berarti kita gak punya kesempatan yang lebih sering untuk meminta maaf kepadanya atas kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan, begitu juga sebaliknya. Rugi gak? Kalo menurut saya rugi banget :) Mungkin moment lain yang bisa digunakan adalah saat menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri atau idul Adha. Tapi itu kan cuma sekali setahun. Padahal kalo kita ikut pengajian, biasanya pertemuan pengajian dilakukan 1 kali seminggu, bahkan bisa lebih. so...kesempatan untuk membersihkan dosa-dosa kita atas sesama umat kan semakin banyak. Apalagi terhadap orang-orang yang paling sering berada di lingkungan kita, pasti kemungkinan melakukan kesalahan semakin besar kan?

Tentunya, niat untuk ikut pengajian bukan itu. Tapi mendapatkan hal yang jauh lebih banyak dari yang kita harapkan, semoga memotivasi kita untuk melakukannya dengan semangat. Kalo untuk hal yang positif, kenapa tidak? :)



Rumbai, 11 Juli 2007
Lagi-lagi diruangygdulusejukskrganget

FuTsaL !!!

Sore ni mo berfutsal ria. Kalo gak karena ada tanding futsal ibu-ibu menyambut acara Family Gathering, kayaknya gak deh main futsal :P Tapi......lucu aja kali ya, liat temen-temen cewek bakal lari-lari ngerebutin bola satu. Hahahaha.......kebayang deh. Mana latihan gak pernah, mana lawan, mana kawan pun gak hafal. Paling ntar asal tendang, terserah deh ni mata kaki mo ngasih or ngoper bola ke sapa :D Yang penting asyik.

Beberapa teman dah pada sibuk ngomongin strategi dan sebagainya. Termasuk masalah kostum yang gak kelar-kelar. Ha.............dasar ibu-ibu, niatnya sih mo ngomongin strategi, tapi pas ketemu justru ngebahas kostum. Emang ada hubungannya apa menang or nyetak gol dengan warna kostum? Tau ah.......

Sementara yang lain pada ngomongin groupku yang katanya punya anggota dengan postur tubuh yang lebih tegap (bodyguard kaleee) dan gede, yang kata mereka bikin ciut juga. Karena pada takut laga body. Hi......hi.......Padahal ukuran body kan gak nentuin bisa nyetak or gak, kecuali pertandingan angkat besi kali :P

Terserah deh, yang penting sore ni maen dan dapet hadiah. Soalnya cuma terdiri dari 2 grup, so gak bakal ada yang kalah dan semuanya bakal dapet hadiah. Jadi....buat apa susah, gak la yaw......:)

Daripada main futsal, mendingan main badminton. Meski tetap pimponglah favouritku. Pimpong forever. Hua.......lawan selanjutnya semakin berat........semangat!!!

Tuesday, July 10, 2007

KuaTkaN Aku Ya RaB

Selalu ada aja hal yang bikin aku kembali mengingat-ingat kenangan indah maupun kepedihan masa lalu. Tadi malam nonton MamA Mia lagi. Pas tiba di section "Aku dan Mama", ada adegan (disorot tanpa sepengetahuan orangnya) Mama Ela dan anti, dimana Mama ela menangis sangking anti, putrinya, sering susah disuruh bangun dan latihan. Padahal semakin lama persaingan di mama mia semakin ketat. Dan semua pasangan ibu-anak yang lain giat berusaha. Tapi akhirnya ibu dan anak itu pun saling merangkul.
Ya Allah, maafin aku, aku tahu, apapun jalan hidup yang tlah engkau gariskan untukku pastinya punya hikmah yang luar biasa besarnya. Termasuk kepergian Mama saat aku kecil. Tapi hal-hal seperti ini selalu membuatku sedih, membuatku iri.
Ma, pasti dulu ena juga pernah bikin mama nangis kayak gitu kan? Pasti ena juga pernah bikin mama sedih seperti itu. Ena yakin itu. Karena papa pernah bilang, kalo saat kecil, ena bukan tipe yang penurut. Sampe-sampe setiap ena ngeluh ke papa masalah gak nurutnya nasywa, papa selalu bilang, "Harus sabar, begitulah mama ena dulu susahnya jagain ena". Ma, kalo ibu-anak yang ena liat bisa langsung saling memaafkan dan saling rangkul, ena dan mama gak bisa. Ena, gak pernah punya kesempatan untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah ena buat ke mama. Ya Rab, ini yang bikin hatiku miris dan terasa ngilu, aku pengen memeluknya, meminta maaf atas segala kesalahanku. Keinginan yang gak mungkin terwujud ini yang buat kadang aku gak kuat. Ampuni kelemahan hambamu ya Rab.
Terlebih lagi, papa juga pernah cerita, kalo dari kami 4 bersaudara, mama paling susah melahirkan ena, karena letak ena yang sungsang, padahal zaman dulu kan gak ada operasi caesar. Dulu saat ena masih hamil nasywa, orang bilang kalo dulu kita susah lahirnya, maka kemungkinan besar demikian juga anak kita. Dan kalo mau dimudahkan, minta maaf dulu ama mama kita. Nasywa, cucu mama juga sungsang ma. Waktu itu ena pun sedih kali karena gak bisa mengikuti wejangan para orang tua, untuk sungkem ama mama. Hanya dalam hati, ena mohon maaf dari mama.
Ma, mama tau gak, kalo ena sering ngerinduin meluk mama. Hal yang lagi-lagi bikin ena menyesali masa lalu. Kenapa dulu, saat terakhir bertemu ena gak puas-puasin meluk dan ciumin mama. Dulu, ena gak kebayang ma, kalo bakal rindu seperti ini saat mama dah gak ada. Ena sudah ngerti kalo mama gak akan balik lagi, tapi ena gak kebayang tentang apa yang bakal ena alami setelahnya.
Ya Allah, ampuni dhona ya karena tadi malam mewek lagi, gak tegar lagi, menyesali lagi garis hidup yang telah engkau tentukan. Ampuni ya Rab. Pinta ku cuma satu, atas segala kebaikan mama yang gak mungkin terbalas, berikan mama nikmat surgamu ya Rab, ampuni kesalahan yang pernah dilakukannya semasa hidup. Kabulkan ya Rab..........ku mohon pada-Mu. Amin.


Rabu, 11 Juli 2007

Monday, July 9, 2007

On Air PerDanA

Huaaaa.....akhirnya selesai juga "mengudara" nya....Gila....aku grogian banget. Maklumlah baru perdana niy. Mana tema dan ide materi yang bakal diomongin didapat secara instant lagi. Gimana gak, senin kemarin ditodong ma anak telkom yang ngurusi radio PCR. Sorenya diumumkan. Hari ini (Selasa-red) langsung action.

Awalnya sih dah hampir gak jadi, karena mahasiswa yang jadi operatornya gak ada karena harus masuk kelas semua. Tapi setelah aku berjalan senang (karena gak jadi) dan grogiku dah ilang, eh....gak lama ada mahasiswa yang dateng ke ruangan seraya ngajak on air. Wa.....dag dig dug lagi deh....

Untungnya aku ditemenin ama Putri, mahasiswi Teknik Informatika, anaknya gak kaku dan asyik aja. So.....suasana nyantai pun akhirnya berhasil aku dapatkan, walau yang aku omongin adalah masalah antah berantah alias gak jelas.......:P

Whatever, Alhamdulillah, semuanya dah berjalan dengan lancar. Malah jadi pengen nyiar lagi niy....hahahahahaha....udah bisa dipastikan gak akan ada yang denger.....
Yah....begitulah sekilas curhat hari niy.....


PCR
drruangygdulusejuksekaranganget :P

Tuesday, July 3, 2007

Mama MiA ShoW

Tadi malam Mama Mia shoW lagi di Indosiar. Aku pasti nonton donk, seneng aja liat kekompakan para ibu-anak untuk mengambil hati para eksekutor dan juri vote lock, tentunya sekalian dapet hiburan musik dari lantunan lagu-lagu yang dibawakan para gadis-gadis muda belia itu. Sayangnya aku gak bisa nonton dari awal, karena lampu mati sejal maghrib. Yah........begitulah, PLN Riau geto loh !!!
Alhamdulillah, sekitar jam 9-an lampu nyala lagi. So aku akhirnya bisa ngikutin acara Mama Mia, walau ternyata sudah group terakhir yang tampil. Syukur, ternyata yang selalu aku tunggu penampilannya belum tampil (lagi beruntung.....:)). Ya, 2 peserta terakhir blom maju, yaitu Frischa dan Margaret.
Awalnya yang nyanyi (setelah jeda iklan pastinya) adalah Margaret. Margaret nyanyiin lagu lama (aku lupa judulnya, baitnya ingat sich), tapi dengan aransemen baru dan cara nyanyinya juga gak seperti penyanyi aslinya. Asyik juga, walau kadang ada nada yang agak out of tone, namun suara margaret emang termasuk yang lumayan di Mama Mia show. Dan lebih interaktif juga dengan audiens, terutama ama Dani AhmAD. :P Sangking grogi karena dibetahin ama Margareth plus tentunya kameramennya, Dani pun memasang aksi ikutan nyanyi, supaya gak kentara geernya kali yeeee.......
Setelah margaret, baru deh Frischa gantian tampil. Kali ini Frischa berpenampilan lebih dewasa dari biasanya, dengan gaun kemben panjang warna jingga. Rambutnya dibuat cucok banget ma konsep dandanannya. Manis banget. Frischa nyayiin lagunya Pingkan deh kalo gak salah, lagu yang mellow banget. Dan seperti biasanya, Frischa, dengan keterbatasannya (Frischa tuna netra) selalu mampu menyanyi dengan baik, setiap alunan nada yang keluar dari bibirnya terasa sangat menyentuh. Itu mungkin kelebihan orang-orang seperti Frischa. Mereka tidak bisa melihat, sehingga mungkin banyaknya penonton tidak akan mempengaruhi penampilan mereka, dan satu hal yang lebih penting, mereka pastinya menggunakan dengan sangat maksimal bagian indera yang lain, yang membantu mereka menyanyi dengan sangat baik. Ya, menurutku, kekurangan Frischa justru membuat dia bisa mendengarkan dengan sangat cermat nada-nada yang keluar dari bibirnya, sehingga lagu yang dinyanyikan jadi bagus banget, gak out of tone. Satu lagi, penghayatannya Frischa membuat aku yang mendengar dia nyanyi, rasanya efeknya gak cuma di telinga, tapi terasa sangat menyentuh. Ini mungkin yang dikatakan Dani, bahwa Frischa mampu menyanyi dengan hati.
Subhanallah....maha suci Allah ya, Frischa yang tidak sempurna secara fisik saja, mampu melakukan hal yang menakjubkan, apalagi yang gak kekurangan. Bukti lain Maha Kuasa nya Allah, lihat saja Hee Ah Lee, the four finger pianist. Dengan kondisinya yang serba "kurang". Hee justru mampu menjadi perhatian banyak orang, karena ketekunannya, sehingga mampu memainkan piano lagunya para maestro dunia.
Hal yang paling indah dibalik keberhasilan 2 gadis muda ini mengatasi rendah diri karena fisiknya, adalah peran sang ibu yang begitu besar. Hee Ah Lee, ternyata mendapat dukungan yang luar biasa dari ibunya, kesabaran ibunya membuat Hee Ah Lee menjadi pianist yang dikenal di dunia. Kalo saja kita tonton sedikit biografi Hee yang pernah tayang di stasiun TV, wah,.....kebayang deh hebatnya sang ibu. Demikian halnya dengan Frischa, sang ibu dalam kilasan "aku dan Mama" pada MaMa Mia Show, terlihat sang ibu dengan penuh semnagat dan kasihnya mengingatkan Frischa agar selalu menyanyi dengan hati. Bahkan sangking menghayati lagu, Frischa sampe nangis, lalu sang ibu dengan gaya becanda penuh kasih mengatakan bahwa menghayatinya jangan sampe nangis donk........Ah,.......indah banget ya.....
Jadi inget masa remajaku. Dulu aku selalu iri dengan teman-teman sebaya, mereka bisa cerita bahkan curhat apapun ke mamanya. Sementara aku, atas kehendak-Nya mama gak bisa hadir disampingku saat aku tumbuh menjadi gadis remaja, saat dimana justru peran ibu sangat penting. Tapi, aku tau, segala hal, punya hikmah tersendiri. Sekarang, melihat acara Mama Mia Show, aku jadi iri lagi, melihat kebersamaan dan kekompakan setiap pasangan ibu-anak. Tapi, aku jadi semangat ingin merasakan kebersamaan dan kekompakan itu, dalam posisi yang berbeda. Ya.....aku ingin menjadi Mama yang baik, perhatian dan disayang oleh my little PrinCesS. Semoga Allah memberiku kekuatan untuk itu, Amin.



Renungan Malam
Selasa, 3 Juli 2007

Monday, July 2, 2007

DiLemA PenDidiKaN

dKemarin sore, aku nonton berita di salah satu stasiun tv swasta. Ada berita yang sempat membuat hatiku trenyuh dan terasa nyeri. Tentang 3 orang anak dari orang tua yang kurang mampu, yang tidak bisa mendaftarkan diri di Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena tidak mampu menebus ijazah SD nya. Para orang tua mereka mengatakan tak sanggup membayar uang sejumlah Rp. 150.000 yang disyaratkan oleh pihak sekolah.

Akhirnya, kegiatan anak-anak itu hanya bermain atau membantu ayah dan ibunya mengumpulkan buah cengkeh dari sebatang dua batang pohon cengkeh yang ada di halaman rumah mereka. Miris aku mendengarnya. Mungkin bagi banyak orang di luar sana (bahkan mungkin juga aku) uang 150.000 itu bukan hal yang terlalu berat, apalagi kalo digunakan untuk sebuah investasi jangka panjang, yakni pendidikan anak-anak. Namun, bagi para orang tua mereka, uang itu begitu besarnya, hingga mereka tak mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Tanpa sadar butiran bening di mataku meleleh tanpa dikomandoi, merembes membasahi pipi, dalam hati aku berdoa bagi mereka, semoga mereka diberikan jalan keluar yang terbaik, dan aku berlindung kepada Mu ya Rab, jangan kau berikan cobaan seperti ini pada anak cucu ku kelak, amin.

Katanya pemerintah mewajibkan wajib belajar 9 tahun, itu artinya sampai tamat SMP kan? Lalu, bagaimana dengan yang seperti ini? Aku pernah mendengar diskusi di stasiun radio, dimana nara sumbernya menyalahkan para orang tua yang dengan sengaja memanfaatkan anak-anaknya untuk mencari nafkah, padahal mereka masih di usia sekolah. Dan bahwa para orang tua yang demikian bisa dikenakan pasal tertentu, tentang perlindungan anak.

Bagaimana mungkin si nara sumber bisa menyimpulkan hal demikian? Aku yakin, banyak dari orang tua yang akhirnya anaknya terpaksa bekerja, sangat berkeinginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka, namun mereka gak mampu. Lalu, apakah ketidakmampuan mereka itu menjadikan mereka terdakwa dan dianggap merampas hak pendidikan anak-anak mereka? Kita yang senang ini, kadang cuma bisa menyalahkan dan menghakimi tanpa mau memberikan solusi. Coba seandainya kita berada pada posisi mereka, apakah kita mau dipenjara karena ketidakmampuan kita menyekolahkan anak-anak kita? Semoga ke depan, negara ini semakin membaik kondisinya, sehingga semua aspek bisa diperhatikan dengan baik. Apalagi pendidikan, karena mutu dan kwalitas suatu negara akan sangat dipengaruhi dari mutu pendidikan generasi penerusnya juga.



Rumbai, 3 Juli 2007

MaHa BesaR 4JJ I

Pagi ini, secara tiba-tiba, selesai mandi pagi, migrain suamiku kumat, dan seperti biasa muntah-muntah. Aku yang ngerasa sebelumnya suamiku baik-baik aja juga kaget saat aku dengar dia muntah-muntah di kamar mandi. Awalnya kupikir karena gosok gigi. Biasanya saat perut kosong blom sarapan gosok gigi, hal tersebut kan sering terjadi. Tapi saat aku lihat suamiku berbaring lagi di tempat tidur, aku dah ngerasa ada yang gak beres. Karena gak biasanya suamiku tidur lagi setelah mandi pagi. Ternyata benar, penyakit itu datang lagi.

Tapi kenapa ya, perasaan tadinya baik-baik aja. Tapi emang semalam sebelumnya dia ronda, pulang dari ronda gak tidur, nungguin datang waktu subuh, lalu sholat di masjid. Pulang dari masjid pun gak tidur, malah nonton tv. Terus jam 7-an aku ajak belanja ke pasar kodim, pulang dari sana, sekitar jam 9-an dipanggil ke kampus karena ada sesuatu yang harus dibereskan.

Sesampainya di rumah, jam 9.30, kita berdua main bulutangkis di gelora bulutangkis umbansari atas. Pulang dari sana, sekitar jam 11 kurang, kembali nonton, lalu mandi. Lanjut makan siang, setelahnya gak juga istirahat, malah nonton balap motor di tv. Sampe masuk waktu ashar, bukannya istirahat, malah plamir dinding rumah, sampe sore jam 17.30. Setelahnya mandi dan ngajak belanja bulanan di Pasar Buah 88. Pulang dah maghrib. Makan malam, dan jam 21.00 tidurin nasywa, baru akhirnya ikut ketiduran juga. Paginya setelah sholat dan mandi pagi, langsung muntah-muntah.

Hal ini cukup sering terjadi, apalagi memang belakangan papanya nasywa banyak pekerjaan, jadi sering kecape'an. Bagi orang lain, karena mungkin sering dengar tentang sakit beliau, hal ini adalah hal biasa, malah mereka bisa bermain-main dan mencandaiku. Yang lebih menyedihkan, bahkan ada yang mengait-kaitkan sakitnya dengan hari-hari tertentu. Astaghfirullah, kok tega ya. Mbok ya kalo gak mau doain, ya mending diam. Bercanda atau tidak, aku sebagai orang yang sedang ditimpa kesusahan ya sedikit banyak terluka mendengarnya. Tapi...ah...terserah, buatku yang terpenting papa kembali sehat.

Biarpun aku sendiri seringkali menghadapi hal ini, tetap saja, bagiku, hal ini adalah hal yang membuatku sedih dan tak tenang. Bagaimana tidak, orang yang selalu mendampingi kita menjalani hari-hari, terkulai lemah tak berdaya. Mana mungkin aku bisa bermain-main dengan hal itu, meski sakitnya tidak mengharuskan dia di rawat (Na'uzubillah). Dan Alhamdulillah, pagi ini, walau masih sedikit pusing, papa sudah jauh lebih baik. Maha besar engkau ya Allah, sungguh sehat adalah nikmat yang amat besar. Ya Rab, lindungi kami sekeluarga dari segala bala, marabahaya dan niat buruk orang lain, Amin.


Umbansari atas, 3 Juli 2007, 5.30 AM


PDH SaKTi

Hari ini papanya nasywa sakit, penyakit yang sering datang tiba-tiba. Padahal sebelumnya sehat-sehat aja. Setelah mandi pagi, langsung muntah-muntah dan migrain. Alhasil, segala sesuatu yang seharusnya hari ini diselesaikan ama suamiku, harus kuambil alih. Termasuk pergi ke bank di CPI.

Wah….belom lagi sampe sana dah terbayang katidakyamanan yang bakal terjadi, halyang paling kubenci saat masuk ke camp CPI, yaitu harus meninggalkan KTP sebagai kompensasi dari kendaraan yang tidak punya pass masuk ke CPI. Urgh…..gak nyaman banget buatku, meski nyaman buat mereka. Tapi ya peraturan tetap peraturan, so….aku sengaja mengeluarkan KTP ku dari dompet dan meletakkannya di saku blazerku biar mudah diambil nantinya.

Karena hari ini adalah hari senin, jadi aku menggunakan seragam PDH ku yang biru-biru. Seragam baru ini emang jauh lebih keren dari yang sebelumnya, karena bentuknya bukan semi blazer melainkan blazer beneran, yang aku dengar-dengar biaya jahitnya cukup mahal.

Nah…..saat akan masuk ke areal CPI, aku pun mulai melambatkan laju motorku, kulihat dari jauh seorang security sedang memeriksa salah satu pengendara sepeda motor, sementara yang lain memeriksa mobil-mobil yang akan masuk. Semakin dekat, dan aku sudah siap untuk mengeluarkan KTP ku saat tiba-tiba salah satu security memberi tanda untuk menyalakan lampu motorku, dan dengan sigap, aku langsung menghidupkan lampu motorku. Selanjutnya diluar perkiraanku, security tersebut langsung memberi tanda untuk melanjutkan perjalanan sambil tersenyum ramah.

Hah……jarang-jarang tanpa pass bisa gak diberhentikan gini. Aku menebak-nebak, kenapa kira-kira hal itu bisa terjadi. Apa karena aku pake blazer PDH biru-biru ya, jadi kan mirip banget ma orang kerja kantoran, mungkin dikiranya aku salah satu karyawan CPI kali (wah…pengen banget, Amin :P), jadi dia lupa memperhatikan kalo motorku gak ada passnya, makanya aku gak diberhentikan? Ah…macam-macam aja, mungkin tuh security hari ini lagi baik aja, makanya aku gak diberhentikan. Tapi……kalo perkiraan ku tadi bener, wah…..sakti juga PDH biru-biru nya Politeknik. Boleh lah dapat PDH yang sakti kayak gini lagi…….:P

Umbansari atas

2 Juli 2007

ReNanG

Sabtu sore, sesuai dengan janji papanya, nasywa diajak berenang untuk pertama kalinya setelah dia bisa jalan. Sebelumnya nasywa sudah pernah diajak untuk hal yag serupa. Yang pertama di kolam renang di Pangkalan brandan, tempat tatannya. Waktu itu nasywa sedikit takut, namun akhirnya tertawa senang, apalagi pada saat itu banyak anak-anak yang usianya lebih besar darinya yang mengajaknya bermain. Yang kedua di Water Boom Cikarang di Jakarta, tempat yai nya, tapi saat itu nasywa terlihat sangat takut dan menangis, akhirnya hanya beberapa saat aja dia berada di dalam air.

Teringat ketakutan nasywa saat di water boom, aku ngingetin papanya untuk kapan-kapan harus mencoba lagi membawa nasywa bermain di kolam renang, supaya dia menjadi lebih berani. Dan sabtu sore adalah hari dimana niat itu akhirnya menjadi kenyataan.

Dengan semangat, aku dan papanya pun berangkat menuju kolam berenang umum di suatu tempat di Rumbai, gak lupa bawa ban pelampungnya yang sudah dibeli di minggu sebelumnya. Pilihan jatuh di tempat tersebut, karena dekat dengan rumah, so kalo akhirnya nasywa gagal diajak bermain air, mau pulang kan dekat. Daripada cari yang bagus, jauh, tapi nasywa gak mau, kan capek aja.

Tapi yang mengagetkan, begitu nyampe di sana, melihat anak-anak yang lain bermain air dengan senangnya, nasywa langsung merengek. Tapi bukan merengek karena takut, melainkan karena udah gak sabar mo ikutan main air !!! Awalnya nasywa masih gak mau lepas dari papanya, namun itu hanya beberapa saat saja, setelah menyadari kalo kolam renangnya “cetek“, nasywa pun akhirnya berjalan sambil terus mengejar papanya. Wah.....pokoknya seneng deh liatnya, dengan semangat dia loncat-loncat sambil sekali-kali mencelupkan kepalanya di dalam air sambil tertawa, alhasil, banyak sekali air yang masuk ke mulutnya, tapi gak mempengaruhi kebahagiaannya.

Btw, rugi aja bawa ban pelampungnya, nasywa gak mau pake. Entah kenapa setiap di masukkan ke pelampung, nasywa gak betah dan minta diturunin. Kelihatannya nasywa lebih suka, terjun langsung dan menjejakkan kakinya di dasar kolam.

Kesempatan renang kali ini, nasywa Cuma main ama papanya, sementara aku Cuma menonton dan ikut bergembira melihat suka cita putri kecilku. Namun, sesuai kesepakatan aku dan papanya, kelak setelah nasywa jauh lebih besar, maka posisi tersebut akan digantikan denganku. Karena aku yang akan mengajarkannya berenang, karena papanya gak bisa :P

Ah....jadi ingat masa kecilku, saat berenang menjadi salah satu hobi terfavourite. Aku berenang 6 kali dalam seminggu. Satu hari yang kulewati tanpa berenang itu pun karena kolam renang kompleks dibersihkan pada hari Senin. Sampai-sampai bentuk baju renang pun membekas di badanku. Dan pembantu ku dulu, gak habis pikir, karena setiap hari harus mencuci baju renangku, yang seringkali belum sempat kering, sudah kupakai lagi berenang :P

Asal muasal aku bisa renang, menurutku adalah cerita yang lucu. Berawal dari rasa penasaran bermain di kolam yang lebih dalam, aku sering mencuri-curi main dikolam besar (kolam yang lebih dalam yang biasa di kompleks diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah bisa berenang) saat penjaga kolam sedang tidak mengawasi. Namun kemudian aku diusir kembali ke kolam kecil, kalo ketauan ama penjaganya (bandel banget ya). Dan hal ini terjadi berulang-ulang, mungkin puluhan kali :P

Tapi kebandelanku itu akhirnya membuahkan hasil, sang penjaga renang akhirnya bersedia mengajariku renang. Walau kelihatannya dia sedikit kesal denganku, tapi dia mengajariku berenang sama baiknya dengan caranya mengajari berenang anak-anak lain yang usianya lebih tua di atasku. Tapi aku membuktikan diri, walau paling kecil, sang om akhirnya menganggap justru aku yang paling cepat menangkap pelajaran renang yang dia berikan (weh......bangga dunk). Dan itu pun akhirnya kubuktikan dengan selalu menjadi juara 1 renang dengan gaya dada, bebas dan punggung pada 17 agustus atau ulang tahun perusahaan untuk kelas usia di atasku (Cuma kelas kandang :P). Ya, aku gak pernah dimasukkan pada kelas usia yang seharusnya, karena dianggap sudah bisa dikelompokkan di kelas yang lebih besar. Hal yang pertama bikin aku kesel dan gak pede, namun akhirnya aku selalu yakin dan gak khawatir lagi bersaing dengan kakak-kakak kelasku.

Satu gaya renang yang belum sempat aku pelajari lebih jauh, adalah gaya kupu-kupu. Aku sudah pernah mencobanya, tapi rasanya sulit sekali. Gerakannya terasa sangat berat dan melelahkan. Hmm...kapan ya aku bisa coba-coba berenang lagi, sekaligus coba – coba gaya ini. Atau jangan-jangan, aku dah lupa pula gimana caranya berenang, weks.......ntar malah jadi gaya batu. Macam mana mo ngajari anakku ! Papa....ayo, aku dibeliin baju renang muslim, biar bisa nyobain berenang lagi !!!!

Umbansari atas, 1 Juli 2007, 06:27 AM

Thursday, June 28, 2007

Nasywa dan PimponG ManiA

Kemaren sore, aku jemput nasywa tuk maen ke campus, soalnya papanya berfutsal ria, sementara aku pengen lihat para pimpong mania latihan. Kalo harus ditinggalin lagi di rumah, rasa bersalahku bakal bertambah-tambah. So, jadilah nasywa diikatkan ke pinggangku pake kain gendongnya :)
Sampe di lapangan pimpong, aku gak kuasa menolak keinginanku buat maen :P Seorang teman berusaha membujuk nasywa supaya mau maen dengannya, tapi gak berhasil. Alhasil, butiran bening keluar dari matanya, nasywa nangis ampe hidung dan matanya merah. Diantara gak tega dan pengen main, akhirnya aku memutuskan untuk main sambil gendong nasywa, meski itu membuat gerakku terbatas, tapi justru membuat aku tenang (baca: gak ngerasa bersalah).
Namun, setelah beberapa saat, nasywa akhirnya mau turun sambil mainin bola pimpong, dan aku pun bisa main pimpong dengan lebih leluasa, meski seringkali harus lari ke sana kemari untuk mengambil bola pimpong yang dilempar ma nasywa :)
(Apa yang aku lakukan itu sebenarnya adalah hal yang biasa, bukan luar biasa tapi entah kenapa saat merenungkan hal ini di rumah, aku tersenyum dan terharu, membayangkan begitu hebatnya kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada seorang ibu, aku yakin sekali di luar sana banyak sekali ibu-ibu yang melakukan hal-hal yang jauh luar biasa, melakukan 2 atau 3 hal atau lebih sambil menjaga dan merawat anak-anaknya dan aku yakin, mamaku adalah sebagian dari mereka).
Itulah nasywaku, semua orang baru, atau orang lama tapi jarang dia temui, gak akan mungkin mendekatinya dengan cara "instant". Nasywa selalu butuh waktu untuk menerima atau bermain dengan orang baru, termasuk anak-anak sebayanya. Aku sih pengennya dia seperti banyak anak-anak lain, yang kadang sangat cepat dan mudah menerima orang baru. Tapi aku yakin, suatu saat nasywa akan berubah dan menjadi lebih mudah beradaptsi, Insya Allah. Atau kalaupun tidak, mungkin itu adalah salah satu "kelebihan" yang diberikan Tuhan padanya.
Sebenarnya waktu yang dibutuhkan putri kecilku ini untuk menerima orang baru tidak begitu lama kok. Ini kubuktikan di banyak kesempatan, dimana lama-kelamaan nasywa akan akrab dan mau bermain dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan kadang menjadi seperti teman lama ! Dari takut yang luar biasa menjadi tawa yang super luar biasa :D Itu nasywa, anakku, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dianugerahkan Sang Pencipta padanya. Yang dengan semua itu dia selalu mampu membuat kedua orang tuanya tersenyum, tertawa, terharu bahkan menangis.
Semoga Allah SWT memberi kami, orangtuanya, kekuatan dan kesabaran untuk menjaga dan mendidiknya dengan baik, Amin.

Wednesday, June 27, 2007

My LittLe PRincesS

Pagi ini nasywa bangun pagi banget, langsung senyum dan tertawa. Kejutan pagi yang gak pernah membosankan. Dan seperti biasa, langsung nagih jalan ma papanya, apalagi kalo gak keliling perumahan dengan motor :)
Hmmm...tadi pagi kayaknya nasywa nambah lagi deh kosa katanya....nasywa bilang "tuyun" (baca : turun). Duh senengnya........gak terasa putri kecil ku itu terus tumbuh dan tambah pinter, rasanya beru aja ngerasain melahirkannya.....:). Sekarang nasywa dah jelas panggil papa, mama, kakak (tapi pengucapan huruf "k" nya agak aneh :)), nenek, kakek, ndak au (nggak mau), abis (habis), au (bau), nnak (enak), ook (pub), pis (pipis), wah.......banyak deh pokoknya.......bikin aku selalu terkesan.....
Subhanallah, maha besar 4JI I , nasywa yang awalnya hanya seorang bayi yang tak berdaya, kini tumbuh jadi putri kecil yang manis, lucu, gemesin, pinter. Begitu sempurnanya "Sang Pemilik Kesempurnaan" mengatur segalanya. Ya Rabb, sehatkanlah putri kecilku selalu, jadikan ia hamba-Mu yang taat, Amin.
Lagi-lagi........mama kangen nasywa nak....tapi siang ini gak bisa pulang untuk lihat kamu, karena papa ada tugas keluar dan kunci motor gak dititipin ke mama :( Gak papa ya nak, tidur yang pulas, biar ntar sore mama pulang, kita main lagi......

SemaNgaT !!!

Wah......aku pasangan ma Dini tanding pimpong en badminton....
Syik...asyik....asyik.....
Udah pengen maen niy...
Walau kalah pasti, menang mimpi kali yeee.....hehehehe
Pokok e Semangat !!!
Lagian dini kan lebih bisa maen badminton dibanding aku :P
Dan syukurnya gak ada aturan harus gantian yang ambil shuttle cock..
so...kan ada dini.......:P
sekali lagi...SemanGaT !!!

Bismillah

Bismillahirrahmanirrahiim


Posting pertama ku.......
Alhamdulillah, akhirnya jadi juga niy blog....
Wadah curhat ku yang lain....

Hmmppff.....kepalaku masih sakit
Dah 3 hari ini migrain ku kumat, bikin gak semangat
Jadi inget nasywa, sosok yang selalu mampu bikin aku lupa ama sakit kepalaku ini...
lagi ngapain ya dia di rumah, bobok atau malah main...

Aku lagi gemes-gemesnya liat nasywa yang belakangan tambah banyak bisanya...
Kmrn malem, aku, papanya dan nasywa nonton acara mama mia...
Nasywa yang sedang ngedot, niruin gerakan tangan salah satu peserta mama mia...
sambil sekali-sekali berenti ngisep dotnya dan mengeluarkan bunyi....a.....i...dari mulutnya...
aku dan papanya tertawa geli liat tingkahnya......lucu, gemesin...

Ah nasywa.....mama jadi pengen pulang liat ciwa sayang.....